Bahaya Paska Tambang Nikel di Maluku Utara

Oleh: Dr. Abdul Motalib Angkotasan
(Dosen Universitas Khairun)
Kebijakan nasional hilirisasi industri nikel memberikan angin segar kepada daerah daerah produsen nikel. Bak durian runtuh, Provinsi Maluku Utara memperoleh manfaat besar dari kebijakan ini.
Pasalnya, daerah ini punya sumberdaya pertambangan Nikel (Ni) yang melimpah. Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) dalam bookletnya menjelaskan bahwa cadangan Nikel (Ni) Indonesia 72 Juta ton atau 52 persen dari total cadangan Nikel dunia yakni sebesar 139.149.000 Ton Ni.
Kata data di tahun 2024 merilis bahwa Maluku Utara memiliki cadangan Nikel terbesar di Indonesia yakni 19,09 juta ton. Potensi sumberdaya Nikel Maluku Utara dieksploiatsi secara masif, memberikan efek ekonomi yang signifikan.
Badan Pusat Statistik merilis data tahun 2022 tentang pertumbuhan ekonomoi nasional, menempatkan Maluku Utara sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di seluruh Indonesia yakni 22,94 persen. Angka ini bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
Di tahun 2023, kementrian ESDM mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa pertumbuuhan ekonomi Maluku Utara tertinggi di dunia sebesar 20,49 persen, dipicu oleh kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.
Sayangnya, pertumbuhan ekonomi ini masih jauh panggang dari api, hanya angka statistik diatas kertas. Bertolak belakang dengan kondisi faktual yang terjadi di Maluku Utara.
Pasalnya masih terjadi femona yang paradoks ditengah eksploitasi nikel sebagai potensi kekayaan sumberdaya alam primadona. Misalnya tingginya angka kemiskinan, tingginya jumlah pengangguran terbuka, rendanya kualitas pendidikan dan kesehatan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar