Sumbatan “Leher Botol”: Krisis Regenerasi ASN Maluku Utara

Jika pejabat merasa cukup dengan rutinitas tanpa inovasi, maka sesungguhnya ia telah menghambat kemajuan institusinya sendiri.
Regenerasi ASN bukan ancaman, melainkan kebutuhan organisasi agar tetap relevan di tengah tuntutan perubahan yang dinamis.
Daerah akan maju hanya bila birokrasi berani berbenah, membuka ruang bagi yang berprestasi, menempatkan yang tepat pada tempat yang tepat (the righ man and the righ place/job), dan menjadikan jabatan sebagai tanggung jawab, bukan tempat nyaman untuk bersantai.
Selama jabatan masih dianggap simbol kekuasaan pribadi, bukan instrumen pelayanan publik, merit system akan tetap menjadi slogan kosong dan birokrasi kita akan terus berjalan di tempat, sibuk dengan rutinitas, tapi kehilangan arah pembaruan.
Semoga upaya yang dilakukan “the leader” Maluku Utara (Gubernur, Wagub dan Sekda) di tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang menjadi preferensi obyektif untuk menciptakan keadilan bagi karier ASN yang kompeten dan potensial di Maluku Utara serta membawa Maluku Utara setara dengan daerah lain di Indonesia; (Yaumil Milad Maluku Utara Ke-26, Barakallah Fii Umrik). (*)
Komentar