Sumbatan “Leher Botol”: Krisis Regenerasi ASN Maluku Utara

Bahrudin Kadir, S.Sos, M.AP

Pejabat yang tidak menunjukkan kinerja atau inovasi perlu direposisi, bukan hukuman, tetapi untuk memberi ruang regenerasi ASN untuk berkembang.

ASN yang menunjukkan prestasi dan potensi harus diberi kesempatan memimpin agar semangat profesionalisme tetap hidup, tumbuh dan berkembang dalam birokrasi.

“Menembus leher botol” birokrasi di Maluku Utara menuntut, ketegasan “Top Leader” dengan kebijakan yang kuat, keberanian tegak lurus dan kekuatan moral (moral force).

Regenerasi ASN bukan ancaman, melainkan kebutuhan organisasi untuk bertahan di tengah perubahan dan tuntutan modernisasi birokrasi.

Selama jabatan masih dianggap milik pribadi, bukan amanah publik, maka merit system akan terus menjadi slogan kosong dan birokrasi akan tetap sibuk dengan rutinitas tanpa arah pembaruan.

Dalam birokrasi, jabatan semestinya menjadi ruang pengabdian, edukasi dan wadah regenerasi, bukan tempat berdiam diri terlalu lama.

Namun di Maluku Utara, sejumlah jabatan pimpinan justru berubah menjadi “leher botol” yang menyumbat alur karier dan inovasi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...