Jalan Terjal Swasembada Pangan

Oleh: Fachry Nahar, S.Ag,. MM.
(Abna Alkhairaat Kalumpang Ternate, Mantan Aktivis HMI Cabang Ternate 1996-2001, ASN pada INSPEKTORAT Kota Ternate)

Pangan merupakan kebutuhan vital bagi penduduk suatu negara dan daerah. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dan bertambah, pemenuhan dan kecukupan pangan menjadi issu krusial.

Maluku Utara saat ini menghadapi ancaman krisis pangan yang cukup mengkhawatirkan dimana berbagai jenis bahan pangan terutama beras dipasok dari luar daerah.

Menurut data yang dilansir Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara hampir 80 persen, ketergantungan terhadap daerah surplus pangan sudah sangat memprihatinkan dimana hampir semua jenis pangan dipasok dari luar ditengah ancaman perubahan iklim yang rentan terhadap lonjakan biaya ketika terjadi devisit pangan pasti memicu inflasi.

Pada bulan nopember 2024 saja inflasi kita mencapai 2,78 persen dan tertinggi adalah Kota Ternate sebesar 2,82 persen dengan penyumbang terbesar adalah beras, sehingga harus ada kebijakan kerjasama antar daerah untuk mengendalikan laju inflasi.

Ketergantungan pasokan pangan dari luar pada daerah surplus pangan, adalah potret rapuhnya ketahanan pangan kita bukan berarti kurangnya jumlah lahan pertanian dan petani kita, namun lebih disebabkan pada kebijakan disektor pertanian tanaman pangan yang tidak tuntas dan belum berbasis riset, sehingga jalan menuju swasembada pangan masi berliku dan terjal.

Meskipun berbagai upaya dan ikhtiar telah dilakukan dibidang tanaman pangan namun belum menunjukan tren positif terhadap penguatan swasembada pangan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...

You cannot copy content of this page