Menyemai Semangat Kebangkitan di Era Digital

Oleh: Idham Hasan

Menghidupkan Semangat di Zaman Baru

HARI Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei merupakan momentum refleksi bagi bangsa Indonesia. Lebih dari sekadar seremonial, hari ini mengingatkan kita pada tekad untuk bangkit dari ketertinggalan dan membangun masa depan bersama. Di era digital saat ini, semangat itu kembali diuji: bukan dalam bentuk penjajahan fisik, tetapi dalam tantangan arus teknologi, disinformasi, dan ketimpangan akses.

Peluang dan Ancaman Dunia Digital

Transformasi digital membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi, akses informasi terbuka lebar, memberi peluang besar untuk pendidikan, kreativitas, dan pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, dunia digital juga menjadi ladang subur bagi hoaks, polarisasi opini, hingga krisis etika.

Semangat kebangkitan kini harus dihidupkan dalam konteks baru: memperkuat literasi digital, etika bermedia, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat. Kebangkitan nasional tidak lagi hanya soal kemerdekaan fisik, tapi juga soal kedaulatan informasi dan kemandirian teknologi.

Generasi Muda sebagai Penggerak

Anak muda adalah generasi digital-native. Mereka tumbuh di tengah gawai, media sosial, dan informasi instan. Maka, mereka juga yang harus menjadi motor penggerak kebangkitan ini. Namun, itu tak cukup tanpa pendampingan. Pendidikan harus adaptif, mendorong kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis-bukan hanya mengejar nilai.

Pemerintah, sekolah, dan komunitas digital perlu bergandengan tangan membentuk ekosistem yang sehat agar generasi muda mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat produktif, bukan distraktif.

UMKM dan Inklusi Digital

Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi ujung tombak kebangkitan ekonomi di era digital. Lewat digitalisasi, pelaku usaha kecil kini dapat menjangkau konsumen nasional hingga global. Tapi itu hanya mungkin jika ada pemerataan akses teknologi dan pelatihan.

Kesenjangan digital harus dijembatani. Infrastruktur internet yang merata, pelatihan teknologi yang inklusif, dan akses pembiayaan digital adalah fondasi dari kebangkitan ekonomi digital Indonesia.

Menjaga Jati Diri di Tengah Arus Global

Teknologi adalah alat, bukan tujuan. Di tengah derasnya globalisasi, kita tak boleh kehilangan jati diri. Nilai-nilai persatuan, gotong royong, dan kebudayaan lokal harus tetap dijaga, bahkan diperkuat lewat teknologi. Inilah kebangkitan sejati: ketika kita tidak hanya ikut arus, tapi juga mengarahkan arus itu untuk kemaslahatan bangsa.

Penutup: Bangkit Bersama di Era Baru

Kebangkitan nasional hari ini adalah kebangkitan dalam bentuk baru-bukan dengan senjata, tapi dengan koneksi, kolaborasi, dan inovasi. Setiap individu, dari kota hingga pelosok desa, dari pelajar hingga pengusaha, punya peran untuk dimainkan.

Mari menjadikan Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar peringatan, tetapi pijakan untuk melangkah lebih jauh. Menjadi bangsa yang cerdas digital, berkarakter, dan mampu bersaing secara global-tanpa kehilangan akar budaya dan nilai luhur bangsa. (*)

Komentar

Loading...