Bimbingan Konseling Keluarga: Pilar Pemulihan Mental Anak Pasca Perceraian

Oleh : Bellarosita Faisal
(Guru BK SMKN 2 Kota Ternate)

Perceraian orang tua adalah badai emosi bagi anak. Perceraian bukan hanya berisiko mempengaruhi hubungan pasangan suami istri, tetapi juga memiliki dampak psikologis yang mendalam bagi anak-anak.

Ketika orang tua memutuskan untuk berpisah, dunia anak sering kali terbalik. Mereka merasa kehilangan, kebingungan, dan bahkan sering kali merasa bersalah atas keputusan yang diambil oleh orang tua mereka.

Kondisi ini berisiko memicu gangguan emosional yang dapat mempengaruhi perkembangan mental dan sosial anak di masa depan. Dalam konteks ini, peran bimbingan konseling keluarga menjadi sangat penting.

Konseling keluarga adalah layanan yang tidak hanya memberikan ruang bagi anak untuk menyuarakan perasaan mereka, tetapi juga membantu mereka memproses emosi yang terkadang sangat membingungkan.

Menurut Willis konseling keluarga adalah usaha membantu individu anggota keluarga untuk mengaktualisasikan potensinya atau mengadaptasi masalah yang dialaminya.

Melalui sistem kehidupan keluarga, dan mengusahakan agar terjadi perubahan perilaku positif pada diri individu yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota keluarga lainnya.

Anak-anak yang mengalami perceraian sering kali merasa terjebak di tengah konflik orang tua, dan ini dapat memperburuk rasa cemas dan tidak aman mereka.

Bimbingan konseling memberikan anak ruang untuk memahami bahwa perceraian adalah keputusan orang tua, bukan kesalahan mereka. Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun kembali rasa percaya diri dan keamanan pada diri anak.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...