Mahasiswa vs Kebijakan antara Demagog/Hostis

Oleh: Sahib Munawar, S.Pd.I. M.Pd
Menjelang seratus Hari Kerja Presiden Prabowo dan Wakil Gibran Raka bumi raka, iklim politik dan kebijakan Negara makin memanas, kenapa tidak ?kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat dan janji manis waktu terpilih sampai dilantik menjadi presiden dan wakil presiden RI dengan berapi api disampaikan diatas podium untuk membakar semangat warganegara Indonesia.
Seperti luapan api yang tidak bisa dipadamkan, rakyat juga bergembira atas apa yang disampaikan Presiden terpilih, ternyata sampai dengan seratus hari kerja pidato yang berapi api tidak sesuai harapan rakyat.
Maka Mahasiswa yang berjumlah ribuan yang mewakili aspirasi rakyat bersuara didepan istana negara menolak terhadap kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat dengan mengusung tema "Indonesia Gelap".
Mahasiswa memprotes kebijakan efisiensi anggaran yang dialihkan ke program makan bergizi gratis (MBG) hingga pemberian izin kampus untuk kelola tambang, kelangkaan gas elpiji hingga pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan.
Para Mahasiswa mendesak agar Presiden Prabowo dan wakilnya segera meninjau ulang kebijakan efisiensi anggaran terutama pemangkasan anggaran pada bidang pendidikan, kesehatan,fasilitas dan pelayanan publik perlu dikaji secara mendalam dengan menimbang kepentingan masyarakat.
Para siswa disuguhi dengan makan gratis bergizi hanya untuk mengisi usus yang kosong sementara fasilitas tidak terjamin, banyak gedung sekolah ambruk, mereka kekurangan buku untuk belajar untuk menambah amunisi pengetahuan.
Isu mengenai kelayakan sarana dan prasarana pendidikan, hingga gaji guru honorer masih belum memadai.Anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang mulanya sejumlah triliunan malah dipangkas dan dikelola sepanjang tahun.Dan hal ini menimbulkan pertanyaan besar terkait komitmen pemerintah untuk memprioritaskan sektor pendidikan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar