Dilema Moral dalam Squid Game

Oleh: Tanaya Raissa Anindita
(Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Airlangga Surabaya)

Squid Game, seri survival dari Korea Selatan, menghadirkan skenario di mana para pemain dipaksa memilih antara moralitas dan keinginan dasar mereka. Dengan mempertaruhkan nyawa demi hadiah uang yang sangat besar, para pemain menampilkan sisi gelap sifat manusia, terutama keserakahan.

Dari perspektif psikologi Sigmund Freud, perilaku mereka mencerminkan pergulatan internal antara Id, Ego, dan Superego. Freud menggunakan Id, Ego, dan Superego sebagai model untuk menjelaskan dinamika kepribadian dan konflik internal manusia.

Ketiganya bersifat metaforis dan digunakan untuk memahami bagaimana naluri, logika, dan moralitas saling berinteraksi dalam pikiran manusia.

Id melambangkan naluri dasar manusia, seperti keinginan seksual dan perilaku agresif; Id mencari kepuasan instan tanpa memperhatikan keadaan realitas, Ego melambangkan fungsi rasional yang menyeimbangkan kebutuhan Id dengan realitas.

Sementara Superego melambangkan ideal moral dan nilai-nilai sosial yang tertanam dalam diri seseorang. Dalam Squid Game, model ini terlihat jelas dalam keputusan dan tindakan para pemain di setiap permainan.

Keserakahan adalah faktor utama yang memulai dan memelihara keberlangsungan permainan ini. Ketika pemain pertama kali masuk ke dalam permainan, dorongan insting mereka mulai mengambil alih.

Di sinilah Id bagian naluriah dari kepribadian manusia menjadi penggerak utama. Tidak peduli nilai moral atau norma sosial, Id mengarahkan mereka untuk mencari kepuasan instan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...
Hari Pers Nasional 2025