Sherly: Diskusi Soal Jalan Trans Kieraha Harus Berdasarkan Data, Bukan Perasaan

IMG 20251125 WA0061
Gubernur Sherly Tjoanda. (Foto: malutpost.com)

Sofifi, malutpost.com — Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, menanggapi tegas usulan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) terkait peninjauan kembali rencana pembangunan Jalan Trans Kieraha.

Saat dikonfirmasi di Sofifi, Selasa (25/11/2025), Sherly meminta pihak KAHMI terlebih dahulu mempelajari dokumen Feasibility Study (FS) sebelum menyampaikan kritik atau masukan.

"Mereka sudah baca Feasibility Study (FS) belum? Suruh mereka baca FS dulu baru dialog dengan saya. Itulah gunanya FS yang dilakukan oleh profesional," tegas Sherly.

Menurutnya, perdebatan harus dilakukan berdasarkan data, bukan sekadar asumsi atau perasaan.

"Setelah mereka baca FS baru berdebat dengan data, jangan dengan perasaan. Tolong baca FS baru kita diskusi. Kalau tidak dibaca, lalu mau diskusi apa dengan saya? Kita diskusi dengan data," ujarnya.

Sherly juga menyebutkan bahwa dokumen FS proyek tersebut telah memiliki berita acara dan sudah diserahkan ke Sekretariat DPRD.

"Tanyakan ke Pak Sekwan karena FS sudah diserahkan ke Pak Sekwan," katanya.

Menanggapi pernyataan DPRD Maluku Utara yang mengaku belum menerima dokumen rencana pembangunan Jalan Trans Kieraha, Gubernur Sherly memastikan bahwa dokumen tersebut sudah diserahkan.

"Saya sudah menyerahkan," tegasnya lagi.

Sebelumnya KAHMI Malut telah bertemu dengan DPRD pada Senin (24/11) dalam rangka mengusulkan agar dilakukan tinajuan kembali rencana proyek Jalan Trans Kieraha tersebut.

Kordinator Presidium KAHMI Malut, Ishak Naser, menyebut pihaknya telah melakukan kajian melalui Majelis Pakar dan Majelis Wilayah KAHMI.

Dari kajian itu, kata dia, terdapat sejumlah persoalan yang patut menjadi perhatian pemerintah provinsi dan DPRD.

"Kami tidak bermaksud mencampuri, tetapi sebagai bagian dari masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan secara partisipatif, KAHMI ingin memberikan pendidikan politik kepada semua," kata Ishak Naser usai pertemuan dengan DPRD di Sofifi.

KAHMI juga mempertanyakan efektivitas jalur tersebut yang melewati kawasan hutan dengan minim permukiman.

"Apakah ini hanya untuk mengangkut penumpang dari Sofifi ke luar melalui Lelilef? Sementara jarak Sofifi ke Ternate jauh lebih dekat," ujarnya.

Ia juga menyoroti lamanya waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas jalan agar benar-benar berfungsi.

"Itu yang menurut KAHMI tidak tepat untuk saat ini," pungkasnya. (nar)

Komentar

Loading...