Menelusuri Potret Sultan Tidore Saifuddin Syah, di Museum Czartoryskich di Krakow, Polandia

Jejak Sang Sultan dan Gagasan Hubungan Malut-Polandia

Wartawan koran ini berpose di depan lukisan Sultan Saifuddin yang terpanjang di Museum Czartoryskich di Krakow, Polandia, tahun lalu
Wartawan koran ini berpose di depan lukisan Sultan Saifuddin yang terpanjang di Museum Czartoryskich di Krakow, Polandia, tahun lalu

Tak hanya terpukau, Anita pun penasaran mengenai lukisan yang ternyata masih tak diketahui siapa pelukisnya. Juga ada banyak hal yang ingin diketahuinya yang ingin dibagikan kepada masyarakat.

Karena itu, dalam kunjungan kedua bersama suami dan anak-anaknya, Anita kembali berkunjung ke museum tersebut dan meminta izin kepada pihak pengelola agar dilakukan diskusi virtual dengan pihak-pihak terkait. Permintaan itu pun diizinkan, sehingga dilakukan pertemuan segitiga yaitu di Maluku Utara, Jakarta dan Krokow, Polandia.

Diskusi daring yang dimulai jam 5 sore waktu di Maluku Utara atau jam 10 pagi di Krakow itu, berlangsung selama dua jam. Yang hadir masuk dalam pertemuan itu adalah perwakilan Kesultanan Tidore, Dinas Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Balai Pelestarian Budaya Ternate, sejarawan Maluku Utara, peneliti, jurnalis, blogger, budayawan Maluku Utara, hingga Kedutaan Besar Polandia untuk Indonesia dan Yayasan Negeri Rempah.

Sedangkan Anita dan keluarga serta Alexandra mengikuti secara langsung di museum Czartoryskich bersama Direktur Museum Pusat Nasional Krakow, Dr. Andrzej Szczerski dan Kurator, Dr. Adam Spodaryk.

Jejak sejarah munculnya lukisan Sultan Jou Kota, (sebutan Sultan Sarifudin) hingga deskripsi lukisan dibahas secara mendalam dalam pertemuan itu.

Menjawab pertanyaan tentang pelukisnya, Kurator museum Czartoryskich, Dr. Adam Spodaryk menegaskan bahwa pihak museum pun sampai saat ini,  tidak mempunyai informasi valid.

Berdasarkan buku panduan museum, pada halaman 256 dijelaskan bahwa di dalam lukisan Sultan Saifuddin mengenakan pakaian dengan original pattern yang kemungkinan berasal dari sana, tangan kanan dibalut dengan kain gendongan lengkap dengan ejaan bahasa Belanda.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7

Komentar

Loading...