Peringatan dini untuk Bumi Moloku Kie Raha

Bencana Ekologi

Mohammad Ridwan Lessy

Serta terkontaminasinya perairan laut Pulau Obi oleh logam besi (Fe), nikel (Ni), dan merkuri (Hg) serta yang santer diberikatan adalah tercematnya air minum warga desa Kawasi oleh Kromium-6.

Sedangkan di wilayah Halmahera Timur, kerusakan lingkungan pulau kecil akibat pertambangan di Pulau Pakal, Pulau Gebe, dan Pulau Mabuli berkontribusi pada hilangnya ekosostem pesisir dan pulau kecil, pada hal pulau-pulau kecil memiliki kerentanan ekologi yang tinggi dan daya pulih yang lambat.

BacaJuga: Korupsi dan Kerusakan Lingkungan di Balik Kilauan Nikel

Tentunya, masih banyak lagi aktivitas ekstraksi di wilayah lainnya seperti Kepulauan Sula, Kepulauan Taliabu, dan Halmahera Utara yang merusak ekosistem.

Pada akhirnya, semua aktrivitas memberikan dampak buruk pada kesehatan manusia dan ekosistem sehingga menjadi sinyal bahwa bumi Moloku Kie Raha saat ini dalam status siaga bencana ekologi.

Dampak multiskala bencana ekologi

Aktivitas industri eksploitatif di wilayah Moloku Kie Raha berdampak pada bencana yang terjadi dalam skala lokal, regional, maupun global.

Baca Juga: Kehendak Kampus Merusak Ekologi

Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi mungkin berdampak secara lokal, namun perlu pahami bahwa bencana tersebut berpotensi berulang setiap tahun karena pembukaan lahan masih terus berlanjut.

Sementara kontaminasi logam berat dalam air, organsime dan tubuh manusia sudah pasti akan terus meningkat dan akan diturunkan kepada anak cucu kita.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...