Soal Penggunaan Pertalite Speedboat Ternate–Sofifi, Ini Kata Kadishub Maluku Utara

Plt Kadishub Malut, Dedy. (Foto: malutpost.com)

Sofifi, malutpost.com -- Plt Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Maluku Utara, Dedy Kotambunan, angkat bicara terkait penggunaan bahan bakar jenis pertalite untuk operasional Speedboat rute Ternate - Sofifi.

Menurutnya, meskipun secara aturan speedboat memang seharusnya tidak lagi menggunakan minyak tanah, namun transisi ke pertalite tidak bisa dilakukan secara serta-merta tanpa mempertimbangkan aspek teknis dan keselamatan.

"Secara aturan, speedboat harus beralih dari minyak tanah ke pertalite. Tapi dalam praktiknya, ada banyak hal yang harus dibenahi terlebih dahulu," katanya, Rabu (18/6/2025).

Dedy menjelaskan, bahwa salah satu kendala utama dalam penggunaan pertalite adalah sifatnya yang mudah memercik, sehingga membutuhkan wadah (jerigen) khusus yang sesuai dengan standar keamanan pelayaran.

"Pertalite itu punya risiko percikan, makanya tidak bisa disimpan di jerigen biasa. Harus menggunakan jerigen khusus yang harganya mencapai sekitar Rp 2 juta per unit," jelasnya.

Hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi motoris atau pemilik speedboat. Ia menambahkan, penggunaan jerigen biasa untuk menyimpan pertalite sangat berisiko dan bisa membahayakan keselamatan penumpang maupun operator Speedboat.

Selain soal bahan bakar, Dedy juga menyoroti desain speedboat yang saat ini umumnya hanya memiliki satu akses keluar-masuk di bagian belakang. Hal ini dinilai kurang aman, terutama dalam situasi darurat.

"Prototipe speedboat yang ada sekarang hanya punya satu pintu masuk di belakang. Kita perlu memikirkan adanya pintu darurat atau modifikasi desain demi keamanan penumpang. Untuk melakukan perubahan itu, biayanya sekitar Rp 35 juta per unit," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Dedy, menyikapi berbagai persoalan tersebut ia menekankan bahwa perubahan tidak bisa dipaksakan tanpa duduk bersama dan melibatkan semua pihak terkait, mulai dari pihak KSOP, motoris, pemilik kapal, koperasi pelabuhan, hingga instansi teknis. Dirinya mengaku telah melakukan koordinasi dari pihak-pihak tersebut.

Ia juga mengaku pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Ketua Koperasi Pelabuhan Semut, guna membahas ketersediaan dan harga jerigen khusus, serta kesiapan pelaku usaha transportasi laut dalam menghadapi transisi ini.

Meski ada sejumlah tantangan kata Dedy, pihaknya memastikan bahwa Pemprov Maluku Utara tetap mendorong penggunaan pertalite sebagai bahan bakar utama untuk angkutan laut cepat, dengan catatan dilakukan secara bertahap dan terencana. (nar)

Komentar

Loading...