(Kado 22 Tahun HUT Kabupaten Kepulaun Sula)

Gempita di Panggung, Suara Rakyat Terabaikan

Tapi ketika hiburan lebih menonjolkan hal-hal yang tidak ada kaitanya dengan pembangunan kesejahteraan, maka jangan salah ketika masyarakat menaru kecurigaan bahwa panggung yang megah hanyalah tabir penutup dari setiap rentetan problematika yang ada, ketertinggalan, dan keterbatasan yang terus menghantui daerah ini.

Yang diharapkan dari hari jadi kabupaten ini bukanlah konser music, suara merdu dan goyangan artis, melainkan komitmen untuk mendengar dan memenuhi suara rakyat.

Kita telah mengamini secara saksama bahwa dalam struktur pemerintahan daerah yang otonom, rakyat menjadi subjek utama dari proses pembangunan.

Namun realitas yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Sula seringkali memperlihatkan sebaliknya, setumpuk kebijakan yang diambil oleh pemangku kebijakan lebih mempertimbangkan pencitraan jangka pendek ketimbang dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan masyarakat.

Panggung hiburan yang dihelai setiap tahun menjadi contoh kecil dari fenomena besar, bagaimana pemerintah lebih sibuk membangun kesan daripada memperbaiki keadaan.

Pendidikan, sebagai ruh yang menghidupkan pembangunan manusia, masih jauh dari pandangan mata dan harapan. Sekolah-sekolah di desa terpencil kekurangan guru, fasilitas belajar yang memadai, seperti bangunan dan akses internet.

Anak-anak di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil harus berjuang menyesuru gunung, air-air besar dan hutan belantara demi memenuhi beberapa kebijakan pendidikan nasional yang harus berbasisi digital.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7

Komentar

Loading...