Bayang-Bayang Intelijen Asing di Maluku Utara: Antara Kepentingan Geopolitik dan Kedaulatan Nasional

Muhammad Asmar Joma

Oleh: Muhammad Asmar Joma
(Ketua Bidang Kemaritiman dan Agraria HMI BADKO Malut)

Maluku Utara bukan sekadar gugusan pulau yang kaya sumber daya alam. Ia adalah simpul strategis dalam percaturan geopolitik global. Lokasinya yang beririsan langsung dengan jalur pelayaran internasional dan kekayaan hasil tambang,terutama nikel dan emas menjadikannya target potensial operasi intelijen asing.

Aktivitas kapal-kapal asing yang masuk tanpa izin ke wilayah perairan Maluku Utara (Kompas.id, 2024) menunjukkan lemahnya sistem pengawasan maritim nasional.

Ini bukan hanya pelanggaran teritorial, tetapi indikasi keterlibatan aktor negara maupun non-negara dalam operasi pengumpulan data ekonomi dan militer secara terselubung.

Intelijen asing, sebagaimana dijelaskan oleh FM 2-0 (Department of the Army, 2004), beroperasi dengan pendekatan multidimensi, dari sinyal (SIGINT), pengamatan satelit (IMINT), hingga infiltrasi HUMINT melalui jurnalis, akademisi, atau tenaga teknis asing.

Sebagaimana dijelaskan oleh Satryoko & Runturambi (2020), satelit Low Earth Orbit (LEO) asing telah menjadi saluran baru bagi aktivitas spionase.

Mengingat Indonesia saat ini masih sangat tergantung pada infrastruktur telekomunikasi satelit luar negeri, maka informasi strategis seperti lokasi tambang, data negosiasi ekspor, atau bahkan aktivitas militer bisa dengan mudah dimata-matai dari orbit rendah.

Sementara itu, wilayah Maluku Utara yang kaya akan tambang nikel dan potensi maritim strategis, kini menghadapi tantangan serius terkait infiltrasi intelijen asing yang berpotensi mengancam kedaulatan nasional. Tentu, menjadi sorotan actor internasional.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...