“Menggugat Represifitas Tambang dan Aparat”
Suara yang Dihempas

Untuk kalian orang tua dan kawan-kawan kami yang masih ditahan, hari ini solidaritas dari berbagai elemen gerakan berlabuh kepada kalian, protes atas apa yang hari ini dilakukan oleh PT Position dan Polda Maluku Utara akan terus kami galakkan, kami lawan dengan suara-suara keras yang menolak dihempas.
Akhir dari tulisan ini, penulis hendak sampaikan bahwa merawat alam adalah bentuk ibadah kita kepada Tuhan. Hari ini dan seterusnya, kita harus selalu tumbuh dengan kesadaran penuh untuk lebih mencintai alam sebagai rumah dan ruang kehidupan.
Tambang bukan solusi dari pertumbuhan ekonomi yang gemar dimimbarkan oleh negara, itu bohong.! Hutan, laut, dan sungai adalah mata air dan mata kehidupan untuk kita, masayarakat adat, Suku Togutil, petani, dan seluruh masayarakat Halmahera Timur.
Kita lebih berhak atas negeri ini, oligarki dan korporasi tidak punya tempat di negeri ini. Terkahir, “Segera Bebaskan 11 Masyarakat Adat Maba Sangaji Tanpa Syarat”.
Sekian dan selamat membaca.!! (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Senin, 26 Mei 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/05/senin-26-mei-2025.html
Komentar