Masih Perlukah Perda Tentang Sampah

Oleh: Fachry Nahar, S.Ag,. MM.
(Abna Alkhairaat Kalumpang Ternate, Mantan Aktivis HMI Cabang Ternate 1996-2001. ASN pada INSPEKTORAT Kota Ternate)

Pernyataan diatas adalah bentuk keprihatinan atas kondisi lingkungan Kota Ternate yang hampir dari waktu ke waktu dipenuhi sampah ketika terjadi hujan. Sampah berserakan dimana mana seakan berirama ketika terjadi hujan dan mencemari lingkungan sebagai bentuk banjir sampah.

Permasalahan sampah tidak sekedar manajemen tata kelola persampahan, dukungan armada, sarana dan fasilitas pendukung, jumlah petugas kebersihan dan alokasi anggaran operasional yang memadai.

Namun faktor yang paling menentukan adalah pengawasan dan penegakan aturan yang akan memberi dampak signifikan terhadap terbentuknya perilaku masyarakat akan kebersihan sebagai sebuah sistem yang mendorong kecenderungan ketaatan bagaimana aturan ditegahkan mempengaruhi perilaku masyarakat.

Hal ini juga berkaitan dengan prinsip ilmu ekonomi dalam pengambilan keputusan dimana “perilaku individu sensitif terhadap insentif’. Prinsip ini mampu menjelaskan mengapa di suatu negara orang patuh terhadap peraturan, namun di negara lain orang cenderung tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku.

Di Indonesia orang cenderung tidak mematuhi peraturan terlihat dari ketidaktertiban dalam membuang sampah, tidak tertib dalam antrian, bahkan merokok diruang tertutup ber-AC atau kawasan yang nyata-nyata dilarang merokok.

Namun orang yang sama mendadak menjadi warga yang tertib patuh terhadap peraturan ketika yang bersangkutan mendarat di Changi Airport Singapore.

Waktu tempuh penerbangan dari Jakarta hanya dua jam dan ternyata perpindahan tersebut berdampak pada perubahan perilaku individu. Perbedaan tersebut tentunya tidak disebabkan oleh moralitas atau akhlak dari orang tersebut, melainkan perbedaan dalam menegakan peraturan mempengaruhi bagaimana orang berperilaku.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...

You cannot copy content of this page