SIKAP : JADILAH PEMILIH CERDAS!

Haiyun Oemamiet
(Redaktur Majang Polis, Malut Post)

SEPANJANG tahun 2024 hingga sebentar lagi memasuki tahun 2025, negeri ini disibukkan dengan kegiatan politik. Hajatan politik bahkan terjadi hampir sepanjang tahun dengan durasi yang melelahkan. Prosesnya amat panjang. Biayanya juga tinggi. Potensi konflik juga terbuka. Setelah Pemilihan Legislatif dan Pilpres pada awal tahun ini, besok kita akan disibukkan lagi oleh Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024.

Ya, momen puncaknya tinggal menghitung jam. Tepatnya pada tanggal 27 November besok pesta demokrasi untuk menentukan kepala daerah itu akan dimulai. Pemilihan serentak kepala daerah kabupaten/kota, hingga Provinsi. Pemilih akan mendapat dua lembar surat suara. Satu untuk kepala daerah tingkat kabupaten/kota dan satu lagi untuk tingkat provinsi.

Di daerah, persaingan antarcalon selama kurun waktu tiga bulan terakhir ini cukup panas. Ini tentu bukan hal yang gampang dikelola jika rakyat di negeri ini tak diedukasi untuk mengelola pesta politik secara bijak. Tak bisa dipungkiri, perang urat saraf hingga fisik kerap terjadi.

Di suasana politik ini, mestinya rakyat dibina agar cerdas dalam berpolitik. Figur yang dipercaya nanti benar-benar paham dengan kondisi daerah. Mestinya, politisi dan media massa jangan terus melakukan propaganda politik yang ujungnya berpotensi menimbulkan dikotomi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Yang jelas, kita harus membangun kesadaran utuh, bahwa pesta politik merupakan salah satu proses menuju perbaikan lewat regenerasi kepemimpinan. Pengelolaan pesta yang baik dan bermartabat tentu akan mengantarkan kita pada pilihan politik yang berkualitas.

Dalam konteks mengelola hak suara, tentu ada banyak hal yang harus dipertimbangkan secara logika yang sehat dan penuh kesadaran. Kita janganlah menjadi pemilih yang dikendalikan karena uang dan janji-janji pragmatis. Idealisme tentu harus kita kedepankan dalam menggunakan hak pilih.

Pilihan yang didasari transaksional hanya akan menghancurkan pesta politik. Bahkan menurunkan martabat dan kualitas demokrasi kita. Tak hanya itu, pemimpin yang dilahirkan juga akan mengutamakan bisnis dalam birokrasi ketimbang mengedepankan kepentingan rakyat. Mari kita tolak cara–cara transaksional dalam pesta tanggal 27 November nanti. Tidak mudah terprofokasi, tergiur apalagi terhipnotis dengan buaian para politisi. Jadilah pemilih yang bijak demi negeri kita tercinta ini. Pemilih cerdas sudah pasti mengandalkan kecerdasannya dalam menentukan pilihan. (*)

Komentar

Loading...
Hari Pers Nasional 2025