Viral Pendaki Gunung Dukono Berlarian Saat Erupsi Hebat, Diduga Tanpa Izin Pendakian

Tangkapan layar, belasan pendaki berada di mulut kawah Gunung Dukono yang sedang erupsi hebat, Sabtu (17/8/2024)

Tobelo, malutpost.com -- Belasan pendaki Gunungapi Dukobo, Halmahera Utara, Maluku Utara berlarian turun dari puncak gunung yang sedang erupsi hebat.

Insiden itu terekam kamera drone salah satu pendaki dan viral di media sosial. Menurut informasi, peristiwa itu terjadi tepat pada upacara HUT Kemerdekaan RI, Sabtu, 17 Agustus 2024.

Video berdurasi 49 detik itu dibagikan oleh akun Instagram @anak_esa itu memperlihatkan, belasan pendaki berada tepat di bibir kawah puncak Gunung Dukono yang sedang aktif. Tak lama, terdengar ledakan hebat diikuti semburan abu vulkanik.

Beberapa pendaki terlihat langsung lari turun dari kawah sementara beberapa lainnya masih mengabadikan momen tersebut dengan handphone.

Plt Kepala Pelaksanana Badan Penanggulangan Bencana Daeah (BPBD) Halut, Henje M.L. Hetharia menyebut, para pendaki yang viral tersebut tidak mengantongi izin pendakian dari

Dia mengaku, telah mengkonfirmasi masalah tersebut ke Kepala Pos Pengamatan Pos Pengamatan Gunungapi Dukono maupun otoritas lainnya di Halut.

“Ingin menyampaikan klarifikasi bahwa video (pendaki) yang viral belakangan terkait pendakian Gunungapi Dukono diduga pendakian pada Sabtu 17 Agustus 2024 oleh sekelompok pendaki, kami mendapat informasi pada Minggu besoknya dari Kepala Pos Pengamatan Dukono, jadi mereka ini tidak pernah melapor atau mendapat izin,"kata Hentje.

Untuk itu, pihaknya melarang kepada masyarakat agar tidak melakukan pendakian di Gunung Dukono.

“Perlu kami sampaikan bahwa BPBD sudah melarang bukan lagi imbauan untuk mendaki ke Dukono,"ujarnya.

Kepala Pos Pengamatan Gunungapi Dukono Sarjan Roboke menuturkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) telah merekomendasi masyarakat untuk tidak beraktivitas, mendekati kawah gunung. Surat tersebut diterbitkan pada 2 Agustus 2024, dimana status Gunung Dukono berada pada Level II atau Waspada.

"Mengingat letusan secara periodek terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin sehingga area landaan abunya tidak tetap,"kata Sarjan. (ikh)

Komentar

Loading...