Pilkada dan Ancaman Politik Identitas
Oleh: Ikram Halil
(Ketua Komunitas SOCCER Maluku Utara)
Pilkada Maluku Utara seringkali diwarnai dengan politik identitas, yang merupakan sebuah ironi. Mengingat provinsi ini memiliki sejarah panjang dalam keberagaman dan nilai budaya yang tinggi dalam menghargai adat dan agama masing-masing.
Maluku Utara dikenal sebagai daerah kerajaan kesultanan yang mampu mengayomi semua golongan. Namun, politik identitas dapat menjadi ancaman serius terhadap budaya dan identitas keberagaman yang telah lama mengakar di negeri ini.
Keberagaman Maluku Utara
Maluku Utara adalah rumah bagi beragam suku, agama, dan budaya. Sejak zaman kerajaan kesultanan, daerah ini telah menjadi simbol kerukunan dan toleransi.
Kerajaan kesultanan di Maluku Utara, seperti Kesultanan Ternate dan Tidore, Jailolo dan Bacan, memainkan peran penting dalam mempersatukan berbagai kelompok etnis dan agama.
Nilai-nilai adat dan agama dihormati dan dijunjung tinggi, menciptakan harmoni yang kuat di antara masyarakat.
Budaya menghargai perbedaan ini telah menjadi bagian integral dari identitas Maluku Utara. Berbagai upacara adat dan perayaan keagamaan yang berbeda dapat berjalan beriringan.
Inilah kekuatan utama Maluku Utara, yaitu kemampuan untuk hidup berdampingan dalam keragaman. Sayangnya, dalam momentum Pilkada, terutama pemilihan gubernur 2024 ini. Politik identitas mulai merasuki.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar