(Sebuah Refleksi untuk HUT ke-35 Kabupaten Halmahera Tengah)
Fagogoru: Inheritance dan Habitus Kolektif Orang Gam Range

Ketika dunia berlari, Fagogoru mengajak manusia untuk berhenti sejenak dan mengingat: siapa kita, dari mana kita datang, dan kepada apa kita bertanggung jawab.
Sebagai inheritance (warisan) dan habitus kolektif, Fagogoru adalah dua hal yang tak terpisahkan: ia diwariskan melalui sejarah, tetapi terus dihidupkan melalui tindakan.
Warisan budaya hanya bermakna ketika ia menjadi perilaku; dan perilaku sosial hanya bermakna ketika berakar pada nilai. Fagogoru menegaskan keduanya, warisan yang tetap hidup, dan kehidupan yang terus mewariskan.
Kini, ketika Kabupaten Halmahera Tengah menandai usianya yang ke-35, perayaan itu bukan sekadar hitungan waktu, melainkan momentum refleksi moral.
Apakah nilai kasih, hormat, dan rasa malu masih menjadi napas dalam keseharian kita? Sebab kebudayaan bukanlah masa lalu, melainkan napas kemanusiaan kita hari ini.
Dan mungkin, di tengah dunia yang kian tergesa, Fagogoru sedang berbisik hal yang paling sederhana namun paling dalam: bahwa menjadi manusia berarti tetap saling menyayangi, meski dunia terus berubah. (*)
 





 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Komentar