Dari Ternate Merajut Mimpi Hijau di Tengah Hutan Beton Jakarta

Salah satu asumsi yang bisa menjadi jawaban yang cukup masuk akal dari rasa penasaran Viko adalah karena perubahan iklim yang terjadi di bumi. Terlebih lagi, ada sebuah riset yang menjelaskan bahwa hampir 40% sumber emisi global berasal dari sektor bangunan baik dalam fase konstruksi dan operasional. Hal inilah yang membuat Viko pergi merantau dan mengkampanyekan isu sustainability dan bangunan hijau hingga ke Amerika. Keinginannya sederhana, dia ingin anak-anak di Ternate dan Maluku Utara ke depannya bisa tetap menikmati ketika babubu hujan tanpa takut adanya banjir di dalam kota maupun banjir rob di pesisir pantai yang sangat merugikan masyarakat pesisir.

Kini, Viko telah memiliki sertifikasi praktik sebagai konsultan BGH, dia juga telah terlibat dalam beberapa proyek bangunan hijau baik dalam skala interior hingga gedung. Ia melihat setiap proyek sebagai ruang belajar dan kontribusi kecil untuk Indonesia yang lebih mandiri energi.

“Saya percaya Indonesia bisa mencapai swasembada energi. Tapi itu harus dimulai dari kesadaran dari cara kita membangun, bekerja, dan hidup,” katanya.

Bagi Viko, mimpi hijau bukan hanya slogan. Ia menjadikannya arah hidup. Di tengah beton dan debu ibu kota, ia terus menanam harapan bahwa suatu hari nanti, setiap bangunan di Indonesia tak hanya berdiri megah tapi juga berpihak pada bumi. Terutama di Ternate dan Maluku Utara.

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...