Sebuah Anekdot Aktivis menggonggong HTI Malut

Sahib Munawar

Fokus kita pada pandangan tentang model pemerintahan yang ideal yang selama ini kita anut dan agung agungkan, sudah Pancasilais kha kita, sudah demokrasi kha kita, sudah nasionalis kha kita, sudah toleransi kha kita.

Sehingga kita menghalangi dan memerangi pemikiran dan konsep yang diklaim Radikal?. Kita harus dudukan dulu apa itu Radikal ? Sehingga tidak mudah dicap radikalisme?

Sikap kita dalam menghadapi isu isu religiusitas politik, terutama oleh fakta bahwa IsIam di Indonesia adalah campuran bermacam ragam kelompok dan tidak bisa digambarkan dalam satu generalisasi.

Kita kembali pada halaman pertama: yaitu penolakan sejumlah aktivis yang menolak aktivitas Hizbut Tahrir di Maluku Utara Apa gerangan hingga mereka menolak? Ada udang dibalik batu.!

Kita tahu bahwa organisasi hizbut Tahrir sudah sejak tahun 2017 dibubarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), sebagai tindak lanjut dari pernyataan pemerintah yang dipaparkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto

Dan aneh bin ajaibnya sekarang di Maluku Utara Ternate ada aktivis mahasiswa dan organisasi cipayung melakukan gerakan aksi untuk menolak dan memerangi pemikiran yang dinilai bertentangan dengan pancasila dan NKRI yang disebut Hizbut Tahrir Indonesia, tanpa dikaji dan digubris tentang konsep nya seperti apa?

Mereka seolah lupa bahwa konsep dan gagasan pendirian negara berdasarkan konstitusi NKRI, Sosialisme, Komunisme, Islamisme/Syari'at IsIam sudah terjadi polemik dikalangan pendiri bangsa ini.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...