Peringatan dini untuk Bumi Moloku Kie Raha
Bencana Ekologi

Buangan air limbah dan cerobong asap yang mengandung logam berat tersebar di sungai, laut dan udara wilayah sekitranya. Sehingga semakin mengancam kehidupan orang-orang yang tinggal di sekitar areal pertambangan.
Di sini degradasi lingkungan dapat mengubah frekuensi dan intensitas bahaya alam dan meningkatkan kerentanan masyarakat dan ekologi. Alhasil ancaman bencana ekologi terjadi di wilayah ini.
Baca Juga: Pray For Gam Rua
Dalam catatan kami, peringatan dini sudah diberikan oleh bumi Moloku Kie Raha. Bencana banjir dan banjir bandang misalnya, yan melanda sejumlah desa di Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah, mengalami peningkatan sejak kawasan IWIP dan aktivitas IUP pertambangan di wilayah ini dioperasikan.
Selain itu, perubahan kualitas air sungai dan laut di Desa Sagea Kecamatan Weda Tengah telah menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan merusak kawasan Geopark Gua Bokimaruru.
Selanjutnya yang masih hangat dibicarakan adalah hasil penelitian Nexus3 Foundation bersama Universitas Tadulako yang mengungkapkan status lingkungan dan human biomonitoring di daerah Teluk Weda, Halmahera Tengah.
Baca Juga: Ternate Dikepung Banjir, Apa yang Harus Dilakukan
Bahwa logam berat seperti merkuri dan arsenic telah mengkontaminasi perairan dan ekosistem dengan kadar yang melebihi baku mutu yang ditetapkan. Bahkan kedua logam tersebut juga ditemukan dalam darah warka lokal dan pekerja tambang.
Sementara itu, dibelahan bumi Moloku Kie Raha lainnya, dari tahun 2022 hingga 2023, telah terjadi perubahan warna air laut di pesisir Pulau Garaga, Kepulauan Obi, Halmahera Selatan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar