Catatan Tentang Kepemimpinan yang Tidak Ramai Tapi Tidak Diam

Peta Tanpa Jalan dari Sherly Laos

Oleh: Rosydan Arby
(Mahasiswa PhD: The University of Alabama, USA)

Sherly Laos tak sekadar menduduki kursi kekuasaan sebagai kepala daerah. Ia sedang menenun ulang pemaknaan kita atas pembangunan, kepemimpinan, dan perubahan di tanah yang terpencil namun strategis: Maluku Utara.

Dalam dirinya, tidak ada euforia kekuasaan yang meluap-luap. Yang ada adalah keteguhan diam, kerja pelan, dan niat tulus untuk membenahi sesuatu yang selama ini hanya dibungkus retorika: birokrasi yang stagnan, struktur yang tak responsif, dan harapan masyarakat yang terus-menerus digantung di langit janji.

Dalam langkahnya yang terlihat tenang tapi tajam, Sherly tahu bahwa semangat saja tidak cukup. Semangat bisa memicu harapan, tapi tidak menjamin hasil. Karena itu, ia memilih rute yang tidak populer: jalan lambat yang penuh evaluasi, revisi, dan kadang frustrasi.

Sekarang sepertinya ia sadar bahwa membangun Maluku Utara bukan hanya soal memenuhi janji kampanye, melainkan tentang membongkar kebiasaan lama yang telah membatu dalam denyut institusi pemerintahan Provinsi Maluku Utara.

Salah satu batu besar yang harus ia singkirkan adalah lemahnya infrastruktur birokrasi dan minimnya kapasitas fiskal yang tersedia untuk pembangunan multisektor.

Bukan hanya sumber daya manusia yang belum sepenuhnya siap berubah, tetapi juga pola pikir dan kebiasaan kerja yang enggan beranjak dari zona nyaman.

Bagi Sherly, ini bukan sekadar soal teknis administrasi. Ini soal cara berpikir. Dan mengubah cara berpikir birokrasi memerlukan lebih dari sekadar instruksi: ia butuh keteladanan, strategi, dan kesabaran yang dalam.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...