Jejak Sahril H Kasim, Jurnalis Malut yang jadi Korban Meledaknya RIB 04 Besarnas Ternate

Selalu di Garis Depan untuk Misi-misi Kemanusiaan

TINGGAL KENANGAN: Almarhum Sahril Helmi semasa hidup. Foto lain, almarhum dimakamkan di Kampung Halamannya, di Desa Bisui, Gane Timur, Halmahera Selatan, Sabtu, (8/2).

Melihat kondisi cuaca yang memang tidak baik-baik saja, Munawir sempat memintanya agar tidak pergi dan bisa meminta dokumentasi video dari tim yang berangkat.

Akan tetapi, permintaan itu ditampiknya. ”Malam itu dia telepon mau ikut tim Basarnas. Saya bilang tidak usah, lagi musim ombak, kamu tidak biayai siapa-siapa, hanya urus diri sendiri, lebih baik diam saja dulu,” kisahnya.

Namun, berselang beberapa jam sekitar jam 2 dinihari, dia dapat kabar buruk mengenai ledakan kapal Basarnas dan sahabatnya itu hilang entah dimana.

Kabar duka itu membuatnya tersentak dan seolah menyesal, karena tak berhasil mencegah sahabatnya itu. “Saya sudah larang dia pergi di telepon itu,” tuturnya mengulangi kata-kata yang diucapkan di ujung telepon malam itu dengan nada sendu.

Selama bersama menjalankan tugas peliputan, Munawir menyebut kalau pria yang akrab disapa Il itu adalah pekerja keras. Dia wartawan yang paling eksis menyampaikan laporan berita secara langsung di lokasi, sebut saja saat kapal KM Arafat tenggelam di perairan Saketa Gane, Banjir di Weda, Halteng serta banjir Rua, Pulau Ternate hingga Gunung Meletus di Ibu.

Dia selalu berusaha untuk memenuhi tugasnya menyampaikan kabar terbaru di Malut ke medianya Metro TV. Sulung dari Helmi H Kasim dan Fitriani Basri itu, ternyata tak hanya bekerja untuk dirinya sendiri, dia adalah tulang punggung keluarganya.

Penghasilan yang didapat dari hasil keringatnya untuk membantu orang tua membiayai pendidikan adik-adiknya. Bahkan, kini meski telah bekerja, Il mengorbankan pendidikannya di Fakultas Teknik UMMU, untuk membiayai kuliah sang adik.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...