Setahun Genosida di Gaza, Pemimpin Dunia Makin Pandai Beretorika

Sangat disayangkan, muslimin terkotak-kotak dengan batas wilayah negara masing-masing hingga menganggap masalah Palestina tak perlu dibela mati-matian. Sadar atau tidak, nasionalime menjadikan muslimin lebih individualistis. Tampak bahwa ikatan nasionalisme sangat rapuh.
Ikatan nasionalisme hanya muncul ketika suatu negeri dijajah oleh bangsa lain. Akan tetapi, ikatan itu lepas bersamaan ketika penjajah pergi. Nasionalisme tak mampu mengikat sesama muslimin yang berada di negara bangsa yang berbeda.
Padahal, Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesadaran muslimin bahwa masalah Palestina adalah masalah bersama sangatlah penting. Masjid Al-Aqsa sebagai kiblat pertama sekaligus tempat suci ketiga umat Islam wajib dijaga. Konflik antara Israel-Palestina memang bukan sekadar perebutan wilayah, tetapi juga terkait agama.
Dengan dalih mencari Haikal Sulaiman yang hilang, zionis Israel melakukan pengusiran, kekejian, perampasan wilayah, dan pembantaian terhadap rakyat Palestina. Invasi Israel yang terjadi di Gaza jelas mengarah pada genosida dan harus dihentikan.
Sesungguhnya, mudah bagi Allah Swt. untuk memberi kemenangan di pihak Palestina. Namun, kemenangan itu belum diizinkan datang. Mungkin, Allah sedang menguji, muslimin mana yang mampu melepas ikatan nation state untuk bergabung dengan mujahidin Palestina.
Nyatanya, hanya ikatan akidah yang mampu menyatukan hati dan pikiran demi berjuang bersama mengusir penjajah dari negeri-negeri muslimin. Sungguh, hanya dengan bersatunya muslimin, negeri para Anbiya tersebut bisa benar-benar merdeka.
Wallahu’alam bish showab.(*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Selasa, 10 Desember 2024
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2024/12/selasa-10-desember-2024.html
Komentar