Setahun Genosida di Gaza, Pemimpin Dunia Makin Pandai Beretorika

Bahkan, hal yang tampak remeh seperti julid fi sabilillah berhasil melemahkan mental tentara Israel. Upaya netizen Indonesia yang gencar menyerang akun Instagram tentara-tentara zionis tersebut sempat mencuri perhatian dunia internasional.
Namun, berbagai upaya di atas belum mampu mengakhiri peperangan di Gaza ataupun membebaskan Palestina. Hal ini karena bantuan yang dibutuhkan rakyat Palestina sebenarnya adalah bantuan militer.
Bukan berarti bahwa dibutuhkannya bantuan militer pertanda bahwa mujahidin Gaza lemah. Sungguh, mereka orang-orang cerdas dan kuat hingga masih bertahan sampai detik ini. Seperti diketahui, luas wilayah Jalur Gaza hanya sekitar 363 km persegi.
Namun, zionis belum mampu menaklukkan Jalur Gaza secara penuh. Padahal, jika dilihat dari segi peralatan perang, mujahidin kalah jauh. Andai saja, Israel tidak dibantu oleh AS dan sekutu, dengan izin Allah, mujahidin pasti sudah menang telak.
Israel mengklaim, wilayah kekuasaan mereka meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan, yaitu seluas 22.072 km persegi. Wilayah tersebut sangat kecil dibandingkan luas wilayah negeri-negeri muslim di Timur Tengah dan seharusnya bisa ditaklukkan.
Sayangnya, negeri-negeri muslim tampak enggan mengambil resiko untuk mengirimkan tentaranya. Tentara Israel mendapat bantuan dana, tentara, dan peralatan perang canggih sampai saat ini. Sementara Gaza mendapat bantuan pakaian, makanan dan obat-obatan. Tak berimbang bukan?
Tragisnya, bantuan kemanusiaan sering dihambat hingga tak sampai ke tangan rakyat Gaza. Gerbang Rafah, yaitu pintu perbatasan Mesir-Gaza menjadi satu-satunya jalur darat untuk masuknya bantuan kemanusiaan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar