Menguji Komitmen Calon Pemimpin Halmahera Selatan
“Semrawut Pembangunan Di Pulau Obi”
Sebagaimana pernyataan Thomas Hobbes “Kekuasaan bukanlah sesuatu yang dapat diambil, tetapi sesuatu yang diberikan oleh rakyat kepada pemimpinnya.
Maka mandat rakyat yang dinamakan “Bupati” perlu diartikan sebagai pelayan yang melayani rakyat secara Universal tanpa sekat sedikitpun.
Dengan konsep “Mandat Rakyat” ini maka calon pemimpin harusnya lebih banyak interaksi dan melakukan “Brainstorming” atau bertukar pikiran dengan masyarakat agar menentukan program strategis dan berdampak bagi masyarakat secara langsung.
Kembali pada topik sebelumnya soal pembangunan di pulau Obi. Mangkraknya proyek jalan lingkar obi dengan usulan anggaran senilai 100 miliar, menjadi dukacita bagi masyarakat karena banyak perencanaan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, gagal di realisasikan.
Secara otomatis, komitmen dan konsistensi pemerintah untuk menuntaskan pembangunan tersebut perlu dipertanyakan kembali.
Bagai roda berputar, hal ini terjadi secara terus menerus soal janji pembangunan yang di jadikan dagangan politik pada setiap momentum namun tidak mampu di realisasikan ketika terpilih.
Memang kondisi demikian telah di tuliskan oleh Niccolo Machiavelli bahwa “politisi harus siap menggunakan kekuasaan secara cerdik, dan terkadang secara tidak etis, untuk mempertahankan kekuasaan dan mencapai tujuannya”.
Dalam momentum Pilkada 2024, adakah komitmen untuk memasukan pembangunan jalan lingkar Obi, Listrik dan lainnya dalam Visi Misi dan agenda prioritas jika terpilih nanti ? sayangnya sangat sedikit kita temukan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar