Menguji Komitmen Calon Pemimpin Halmahera Selatan
“Semrawut Pembangunan Di Pulau Obi”
Riset ini sekaligus menegaskan secara gamblang, bahwa desa-desa belum tentu sejahtera walaupun berada di lingkungan pertambangan.
Dengan tantangan pembangunan yang begitu kompleks, kita juga di khawatirkan dengan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang belum mumpuni hingga saat ini.
Kita perlu realistis, bahwa kondisi saat ini, minat generasi muda untuk bekerja di perusahaan saat lulus SMA lebih banyak walaupun tanpa skill khusus dibandingkan yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Hal ini telah berulang kali saya utarakan pada tulisan-tulisan sebelumnya).
Dari sekian banyak problem yang telah diulas, sekarang kita tiba pada momentum pemilihan kepala daerah yang akan sangat berpengaruh terhadap baik, buruknya keberlanjutan pembangunan di pulau obi.
Lantas apa catatan tegas yang perlu kita sampaikan kepada Kandidat calon Kepala Daerah saat ini ? Sampai tahap ini, saya tentu akan merasa skeptis dengan semua kandidat dengan indikator yang telah dijabarkan diatas.
Kenapa demikian, karena Setiap menuju momentum Pilkada, Pertarungan gagasan nyaris tidak lagi menjadi prioritas, dan ruang-ruang konsolidasi serasa tidak akademis dengan tawaran program-program strategis dan menyentuh kepada rakyat.
Nuansa politik identitas berdasarkan Suku dan Ras masih sangat mendominasi dan begitu kental di mainkan sebagai produk politik yang sangat laris dipaki saat ini.
Kata yang sering kali disematkan dalam strategi meraup suara adalah “Pilih dia ini, barang dia tong p orang” kemudian di Branding dengan kesan adat istiadat dan suku tertentu untuk menciptkan simpati masyarakat.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar