Kesadaran Muda-Mudi terhadap Sejarah: (Berkat dan juga Bencana)

Oleh karena itu kita bisa melihat bagaimana inisiatif pemuda-pemudi Mareku dan Koloncucu serta Neo Historia bisa menjelmakan diri sebagai 'mesias sejarah publik'.

Dua Buah Mata Pisau Kesadaran Sejarah Kawula Muda
Gairah mewujudkan sejarah kepada masyarakat yang dilakukan oleh anak-anak muda ini patut diapresiasi baik oleh sejarawan maupun masyarakat umum.

Untuk sejarawan, setidaknya dengan kehadiran mereka bisa mengisi ruang-ruang kosong yang tidak ditempati oleh sejarawan. Atau bahkan, mereka dapat menjadi penyambung lidah sejarawan kepada masyarakat.

Sejarawan dengan kecakapan teori dan metodologinya meneliti sumber-sumber, dan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh sejarawan tersebut menjadi bahan untuk disampaikan sedemikian rupa kepada publik.

Di sini, kaum muda-mudi dapat dianalogikan sebagai Hermes yang menjadi perantara antara dewa-dewa Olympus yang bertakhta jauh di langit (sejarawan) dengan manusia yang dengan lemah menapaki bumi (publik). Simbiosis mutualisme seperti ini patut digalakkan lebih antara para 'Hermes-Hermes muda' ini dengan para sejarawan profesional.

Teruntuk khalayak umum juga, kehadiran para pemuda-pemudi yang sadar akan sejarah ini dapat menjadi solusi akan apa yang diistilahkan oleh J.J. Rizal sebagai 'hongeroedem sejarah' (busung lapar sejarah).

Kepekaan sejarah yang rendah di publik bisa diatasi dengan penyampaian sejarah yang asyik, inilah yang dilakukan oleh para kawula-kawula muda ini dengan contoh-contoh upaya yang telah dibeberkan sebelumnya.

Melalui perantara para pemuda ini juga, sejarah menjadi bahan refleksi kritis khalayak terhadap dirinya sendiri. Publik bisa berpikir kembali akan pentingnya identitas dirinya dan komunitasnya dalam sejarah.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...