Apakah Sofifi Siap Menjadi Murid yang Baik
Ketika Banjir Menjadi Guru

Sofifi sebagai murid pembelajar, tidak hanya berhenti pada kajian semata, namun menjadikannya sebagai cermin terhadap cara pandang alam dan pembangunan yang mengedapankan prinsip keberlanjutan ekologis.
Dengan memahami akar persoalan banjir secara ilmiah dan mendalam Sofifi diharapkan mampu menerjemahkannya menjadi langkah nyata menjadi kebijakan, desain kota serta tata kelola lingkungan yang konkret.
‘Telah nampak kerusakan kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia, melalui itu Allah membuat mereka merasakan sebagian (akibat) dari perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar (Q.S. Al-Rum (30):41).
Sofifi : Belajar dan Berbuat
Sebagai murid dan pembelajar sejati, sesorang tidak hanya berhenti pada memahami, tetapi mampu mengamalkan. Menurt Freire (2007:xiii), belajar adalah bukan hanya berpikir dan merenung, tetapi harus diikuti tindakan nyata.
Sofifi dalam konteks ini harus memposisikan sebagai pembelajar sejati yang mampu mengaktualisasikan setiap pengetahuan yang didapatkan dalam praktek kebijakan.Lantas pertanyaannya apa yang harus dilakukan?
Belajar dari Pelajaran banjir yang diajarkan di atas, setidaknya ada beberapa hal yang menjadi catatan reflektif bagi Sofifi dalam merumuskan praktek kebijakan.
1. Menjaga alam Sofifi. Sofifi sebagai daerah dataran rendah yang berada di pesisir dam memilki potensi banjir berdasarkan RPJMD Kota Tidore Kepulauan, tentunya menjaga alam adalah pengamalan pelajaran paling utama dalam pembangunan kota.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar