Apakah Sofifi Siap Menjadi Murid yang Baik
Ketika Banjir Menjadi Guru

Sofifi: Murid Baru dalam Pembangunan Kota
Meskipun telah berusia 26 tahun berdasarkan UU No 46 Tahun 1999, namun bisa dibilang Sofifi masih menjadi murid baru dalam pembangunan sebuah kota. Karena proses pembangunan infrastruktur sebagai “kota” masih sangat belia.
Sebagai kota yang “baru” berkembang, Sofifi diperhadapkan dengan dua pilihan, menjadi murid yang bijak dengan belajar dari keasalahan daerah lain, atau tetap mengulangi kesalahan daerah lain yang membangun tanpa mempertimbangkan aspek ekologi?
Tentu pilihan ini harus dijawab oleh stake holders serta seluruh masyarakat Sofifi berdasarkan pelajaran dari berbagai peristiwa dibelahan tanah air, dan lebih khsusus banjir Sumatera 2025. Pilihan untuk menjawab ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan.
Pertama, wilayah Sofifi memiliki topografi dataran rendah yang berada di daerah pesisir dan dikelilingi perbukitan, tentunya meiliki kerentanan terjadinya banjir.
RPJMD Kota Tidore Kepulauan 2021-2026 juga menunjukan bahwa Oba Utara (Sofifi) dengan luasan ±2.783 Ha merupakan wilayah yang berpotensi banjir.
Kedua, sebagai daerah yang ‘baru membangun’ dan masih mencari pola serta bentuk pembangunan infrastruktur dalam mendesain masterplan, tentu hal ini membutuhkan pembacaan terhadap pelajaran-pelajaran ‘banjir’ yang tersaji di beberapa daerah.
Apakah kita menyerap pola-pola pembangunan yang mengedepankan prisnsip ekologis dan sustainable, ataukah mengejar percepatan pembangunan dengan mangabaikan faktor lingkungan.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar