Apakah Sofifi Siap Menjadi Murid yang Baik
Ketika Banjir Menjadi Guru

Namun alam juga tidak pernah mengulang pelajaran dengan cara yang sama ketika manusia selalu melalaikan pelajaran yang diberikan. Tetapi sang guru (alam) selalu datang dengan hukuman yang lebih keras dari sebelumnya.
Banjir bandang Sumatera pada akhir November 2025 merupakan pembelajaran terbuka yang diajarkan kepada kita tentang konsekwensi dari disforestasi, kerusakan Daerah Aliran Sungai, dan pembangunan yang mengabaikan ekologi.
Kita di Indonesia diajarkan berkali-kali oleh alam tentang hal itu. Data World Risk Index tahun 2022 menempatkan Indonesia sebagai negara paling rawan bencana kedua di dunia. Dan banjir menjadi bencana alam paling sering terjadi.
Tren banjir berdasarkan laporan Data Informasi Bencana Indonesia-BNPB sejak tahun 2020-2025 mengalami fluktuatif, namun data menunjukan rerata kejadian diatas 1000 kali kejadian.
Para praktisi, analis dan ilmuan mengemukakan berbagai perspektif tentang kejadian ini, tetapi yang pasti Guru (banjir) mengajarkan kepada kita tentang air, tanah longsor dan kehilangan yang tak terbayangkan, jika kita salah memperlakukan alam yang setia menopang kehidupan kita.
Tragedi Sumatera menjadi guru yang memberikan pelajaran secara terbuka. Pemerintah maupun masyarakat terus memberikan bantuan secara moril dan materil, data korban jiwa terus bertambah.
Para korban mereka yang bukan elit pengambil kebijakan, pemberi izin usaha pertambangan, juga bukan korporat pemilik perusahaan yang merusak lingkungan.
Namun mereka adalah warga sipil yang setiap waktu menjadi komoditi politik para penguasa. Mereka adalah martir ekologi yang mati bukan karena kesalahan mereka sendiri namun karena keserakahan dan kelalaian sistem.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar