Berjuang Mengembalikan Jati Diri Bangsa

Nusantara yang menyisahkan kemegahan peradaban maritim sriwijaya, majapahit, ternate dan tidore tinggal bayangan dan kenangan, kini nampaknya akan menggeliat pelan, kekuasaan laut menjadi mengkerut ke pedalaman.
Dan kehadiran penjajah serta wakil rakyat yang berwatak imperialis akan mengubah struktur masyarakat dan pemerintahan.
Westernisasi mengubah watak bangsa kita yang Tangguh ( yang pandai menfaatkan alam ) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menjadi Masyarakat yang manja dan pemburuh validasi. Materialisme dan hedonisme yang menyertai budaya konsumtif, menjauhkan rakyat dari kreatifitas dan inovasi.
Kita sekarang tahu, mengembalikan jati diri bangsa maritim yang tak cukup sekedar di lakukan dengan belanja fisik maritim yang di padati oleh barang-barang teknologi tinggi kreasi bangsa lain, tetapi harus dengan inofasi kita sendiri karena sebenarnya kita mampu.
Kalau Pembangunan maritim semata-mata hanya menggunakan modal asing, pasti sejarah gelap orde baru akan terulang, karena watak sejati pemilik uang global (bank dunia, IMF (yang dikuasai antek yahudi) bahkan cina) pada hakekatnya Adalah penjarah riba dan penghisap darah negeri berkembang.
Adapun bukti berikut ini menunjukan bahwa faktor penentu keunggulan suatu negara di tentukan oleh : 1. Inofasi dan kratifitas (45%), 2. Networking (25%), 3. Knowledge dan teknologi (20%) dan 4. Natural resources (10%).
Kita punya potensi keunggulan dalam teknologi dirgantara dijaman Habibie tetapi dengan keterpaksaan jiwa inlander kita, kerja keras presiden Habibi dimatikan dan berakhir menjadi pabrik panci dan wajan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar