(Menguak Realitas Pahit di Balik Kemerdekaan 80 Tahun)
Merdeka dalam Ilusi

***
Entah sampai Kapan…!!! Di ibu kota provinsi Maluku Utara, entah dimana letaknya sekarang, kebingungan ini membuat orang jadi seorang asing dan sekaligus tamu yang bebas di wilayah tanpa alamat. Mungkin itulah yang membuat Maluku Utara kian jauh dari kata “maju”, pada Indonesia Maju.
Dalam ketakpekaan negara, Maluku Utara terguncang habis ketika para investasi menggedor pintu dan orang-orang yang ganas dan rakus_masuk lalu mengacau.
Baca Juga: Jeruji Besi, Keadilan dan Warisan
Maluku Utara masih jauh dari kata maju. Padahal bukan ini yang diharapkan, dari pergolakan-pergolakan seperti telah mewarnai sejarah Maluku Utara selama tiga ratus tahun, yang berakhir dengan hilangnya kebebasan, kemerdekaan dan integritas rakyat Maluku Utara. Sama seperti rakyat daerah-daerah lain di seluruh Nusantara.
Apakah kalian lupa, atas perang kolonial yang telah berlangsung di berbagai daerah di Nusantara, hanya rakyat Maluku Utara di bawah pimpinan seorang Babullah dari Ternate yang secara heroik berhasil mengusir kaum penjajah (Portugis) keluar dari wilayah ini, dalam keadaan yang amat terhina.
Fakta historis inilah yang patut dibanggakan seluruh rakyat Maluku Utara, khususnya generasi muda yang tidak lagi mengalami perang seperti telah tertulis dalam sejarah negeri ini.
Di balik tirai kemerdekaan yang telah berusia 80 tahun, Maluku Utara masih menanti janji kesejahteraan yang tak kunjung tiba.
Tanah yang pernah melahirkan pahlawan-pahlawan besar, kini terbelenggu oleh investasi yang rakus dan pembangunan yang tidak berkelanjutan.
Rakyat Maluku Utara terus berjuang untuk mempertahankan hak-hak mereka, sementara pemerintah seakan melupakan suara-suara dari timur.
Apakah ini yang disebut kemerdekaan? Ataukah ini hanya sekadar ilusi yang menghiasi lembaran sejarah? Kita harus bertanya, dan kita harus bertindak, demi masa depan yang lebih baik bagi Maluku Utara dan Indonesia. (*)
Komentar