DPD RI Soroti Kasus Sodomi Siswa di Obi Halmahera Selatan

Dr. Graal Taliawo (istimewa)

Ternate, malutpost.com -- Anggota Komite II DPD RI, Dr. Graal Taliawo menyoroti kasus dugaan pelecehan seksual (sodomi) terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Obi, Kabupaten Halmahera Selatan.

Graal mendesak aparat penegakan hukum untuk memandang serius setiap kasus pelecehan seksual termasuk kasus di atas.

Diketahui, 3 siswa pada salah satu sekolah di Kecamatan Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan diduga disodomi oleh seorang oknum guru laki-laki.

Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Obi oleh keluarga korban pada Desember 2024. Namun hingga kini pelakunya belum ditetapkan tersangka.

Graal meminta aparat penegak hukum terutama Polda dan Kejaksaan untuk memproses kasus tersebut secara tuntas dan memberikan efek jera kepada pelaku.

"Kita berharap teman-teman kepolisian di Maluku Utara harus ada penegakan hukum yang tegas, memberikan efek jera dan mendidik masyarakat. Khususnya dalam kasus kekerasan terhadap anak, orang yang disebut sebagai kelompok rentan,” kata Graal, Selasa (17/6/2025).

Menurutnya, kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak dan perempuan sudah ditegaskan dalam undang-undang yang spesifik. Sehingga, aparat penegak hukum diharapkan memiliki pola pikir dan wawasan yang terbuka dalam menangani kasus-kasus tersebut.

"Kepada kelompok rentan harus ada posisi keberpihakan, termasuk dalam penegakan hukum. Apalagi ini adalah anak-anak," tegasnya.

Graal juga meminta pemerintah daerah, harus tegas merespon kasus kekerasan terhadap anak dan menjadikan atensi serius, terutama Gubernur Maluku Utara dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

"Harus ada tindakan tegas, proporsional dan terukur terhadap oknum guru yang bertindak kekerasan terhadap anak. Jadi Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Maluku Utara harus intervensi, sehingga kasus ini tidak diam begitu saja," pintanya.

Graal bilang, kasus kekerasan seksual terhadap anak harus ada langkah hukum yang konkrit.

"Karena ada institusi pendidikan, maka guru dan siswa bertemu. Jadi sekolah dan dinas pendidikan harus punya tanggung jawab dengan langkah konkrit nya ke depan," tandas Graal. (one)

Komentar

Loading...