Sekolah Bebas Biaya, Tapi Tidak Bebas dari Kepentingan

Narasi “Gratis” yang Menyesatkan
Masyarakat selama ini digiring untuk percaya bahwa “gratis” berarti kemajuan. Padahal, bebas biaya bukan jaminan mutu.
Ketika guru takut bersuara karena ancaman mutasi, siswa tak bisa menulis tentang dampak tambang, dan kepala sekolah disibukkan dengan urusan politik, maka sistem pendidikan telah dibungkam secara sistemik.
Pendidikan yang ideal adalah yang memberi ruang bagi keberanian berpikir, bukan sekadar menyiapkan tenaga kerja yang patuh pada industri.
Menuju Pendidikan Bermartabat
Pendidikan gratis baru berarti jika disertai keberanian politik untuk membebaskannya dari intervensi. Pemerintah daerah, khususnya Gubernur Sherly Tjoanda Laos, harus membangun mekanisme pengangkatan guru dan kepala sekolah secara transparan dan akuntabel.
Anggaran pendidikan harus dikelola secara partisipatif, dan sekolah harus diawasi oleh masyarakat, bukan sekadar diumumkan dalam konferensi pers.
Lebih dari itu, pendidikan harus menjadi alat kontrol sosial terhadap tambang, bukan korban dari ekspansi industri. Sekolah harus mencetak generasi pemikir dan pengkritik, bukan sekadar pekerja tanpa daya tawar.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar