Memahami Kembali Keberadaan

Asyudin La Masiha

Lebih lanjut, Asran Salam menjelaskan bahwa matinya reaitas sosial adalah kenyataan sosial di mana manusia satu sama lain saling menindas, satu kelompok manusia menguasai dari segala aspek kehidupan yang lain (Arsan Salam, 2020; 89-90).

Gambar demikian bukankah menjelaskan kehidupan materialis-kapitalis, tabiat kerakusan. Meminjam bahasa Mahatma Gandhi sebagai dikutip oleh Arsan Salam, bahwa dunia cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memenuhi kerakusan manusia.

Seakan kita menemukan dikatomi antara manusia sebagai mahluk individu dan manusia sebagai mahluk sosial. Asumsi demikian berangkat dari fenomena tingginya perilaku individualistik yang lekat dengan kapitalisme.

Kegagalan memahami diri sebagai individu berakibat fatal pada cara pandang terhadap masyarakat yang dianggapnya sebagai hal yang semu bahkan tak memiliki hakikat sehingga tak penting (Azhari Akmal Tarigan, 2018; 198).

Kondisi demikian menjadikan manusia sebagai individu kehilangan nilai kemanusiaannya karena tak bisa memahami, merasakan bahkan bersama-sama berjuang melakukan perlawaan untuk merubah kondisi sosialnya.

Sepatutnya keberadaan individu sebagai totalitas kemanusiaan (keakuan) dalam masyarakat menghendaki terjadinya rekayasa sosial pada sistem yang membelengguh, berupaya melakukan transformasi lewat gerakan sosial lebih-lebih pada liberasi, emansipasi dan humanisasi bukan sebaliknya justru menjadi bagian dari sistem yang menindas.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...