Tambang Menghancurkan Masa Depan

Kemudian pada September 2022 jumlahnya mengalami tren peningkatan sebesar 82.13 ribu orang, dan pada Maret 2023 naik menjadi 83.80 ribu orang serta pada Maret 2024 mengalami kontraksi penurunan menjadi 83. 09 ribu.
Meskipun demikian belum signifikan dengan resiko kerusakan lingkungan yang tidak berbanding lurus antara manfaat dengan resiko kerusakan lingkungan yang menjadi ancaman bencana di masa depan.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa hilirisasi nikel di Maluku Utara hanya dinikmati oleh segelintir orang (elit penguasa dan oligarki) namun di sisi lain menyebabkan sebagian besar masyarakat mengalami pemiskinan nyaris parmanen (Data BPS Malut).
Akibat kehilangan sumber mata pencaharian (petani, nelayan, pekerja informal) seiring dengan meningkatnya pencemaran lingkungan mulai dari tutupan hutan dan lahan (deforestasi), terkontaminasi zat kimia berbahaya akibat pembuangan limbah industry telah mencemari sungai Sagea, Kobe, Ake Jira, Boki Manuru di Halteng dan sungai Akelamo di Kawasi Obi Halsel.
Serta laut Halmahera termasuk teluk Weda, Buli tercemar, hingga mempengaruhi pendapatan dan menurunnya produktifitas warga nelayan akibat pencemaran lingkungan dengan tambang sebagai penyumbang terbesar kerusakan lingkungan.
Operasi tambang juga telah mermpas lahan dan ruang hidup warga melalui praktek ekstrasi sumber daya alam secara berlebihan diluar kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan baik terhadap pencemaran maupun degradasi ekologis termasuk sumber air yang diekploitasi secara berlebihan dimana IWIP juga merampas hak asasi warga atas akses air bersih.
IWIP menjelma menjadi raksasa penghisap air terbesar di Halmahera Tengah. Dalam sehari, IWIP dapat mengekstraksi air baku dari Sungai Sagea, Sungai Kobe, Sungai Sake, dan Sungai Wosia sebesar 27.000 m3/hari.
Jumlah ini melampaui kebutuhan air untuk seluruh penduduk Halmahera Tengah yang berjumlah 96.977 jiwa pada 2023, sebesar 10.667,47 m3/hari (dengan angka konsumsi 110 L/orang/hari).
Kebutuhan air yang besar tersebut telah merubah siklus alami bergeser fungsi yang semula sungai sebagai sumber pemenuhan air bersih warga, berubah menjadi arena perebutan dengan perusahaan tambang, telah menambah beban daya dukung dan daya tampung sungai sebagai penyedia air baku.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar