Tambang Menghancurkan Masa Depan

Dari operasi tambang secara massif telah memicu potensi bencana hidrometeorologi serta meningkanya berbagai peristiwa bencana seperti banjir di Desa Lelilef, Woebulan, Luku Lamo, Ake Jira, Kobe Halmahera Tengah dan Akelamo Kawasi Obi Halmahera Selatan secara berepisode.

Tanah lonsor yang memutuskan akses jalan lintas Buli-Subaim, Maba Halmahera Timur, dan jalan trans pulau Halmahera Payahe-Oba Kota Tidore dan Weda Halmahera Tengah, akibat masifnya deforestasi, meningkatnya angka kemiskinan akibat terbatasnya ruang hidup.

Defisit lahan pertanian akibat tingginya pencemaran lingkungan dan deforestasi, berkurangnya sumber penghidupan warga terutama di areal lingkar tambang berdampak pada menurunnya produksi pertanian tanaman pangan yang menjadikan hutan sebagai penyangga ekosistem dan sumber penghidupan warga telah dihancurkan

Melalui operasi tambang sebagai proyek strategis nasional atas nama program percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang manfaatnya lebih besar dinikmati oleh para elit kekuasaan dan oligargi dengan kemiskinan  (6,32 persen BPS Malut bulan Nopember 2024)  serta kehancuran  masa depan dengan bonus kerusakan lingkungan akibat operasi tambang.

Alih-alih mendatangkan manfaat mencapai tujuan pemerataan infrastruktur dan pertumbungan ekonomi, PSN melalui hilirisasi tambang justru menambah sejumlah persoalan baru bagi masyarakat pedesaan maupun perkotaan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang terbatas serta meningkatnya kerusakan lingkungan melalui praktek alih fungsi lahan dan kawasan hutan.

Menurunnya kualitas lingkungn dan terganggunya sistem hidrologi sebagai penyangga ekosistem akibat tingginya pencemaran, hingga memicu penggusuran ruang hidup masyarakat, konflik sosial akibat perampasan lahan atas nama kepentingan publik, kasus kekerasan aparat negara hingga kriminalisasi ketika warga berjuang mencari keadilan mempertahankan haknya adalah bentuk penzaliman terhadap kemanusiaan.

Gagalnya hilirisasi tambang pada kawasan PSN dan kehancuran masa depan lingkungan adalah potret tragedi ekologis dan bentuk kejahatan lingkungan  yang dilakukan oleh Negara paling parah abad ini menurut Emil Salim.

Dampak kerusakan lingkungan akibat operasi tambang tidak saja tergusurnya ruang hidup warga, meningkatnya tekanan lingkungan akibat tutupan hutan dan terbatasnya lahan pertanian serta kerentanan pangan akibat pencemaran, namun setiap tahun Maluku Utara mengoleksi penduduk miskin pada Maret 2022 sebanyak 79.87 ribu orang.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...