Mafia BBM

Rasman Buamona

Selain adanya selisih jumlah pangkalan, ada juga pangkalan transit, yakni pangkalan dimana masuk minyak tanah pada pagi hari, namun sorenya sudah raib. Demikian temuan Komisi II DPRD Kabupaten Kepulauan Sula.

Mempermainkan Negara

Karena anjloknya perekonomian Kabupaten Kepulauan yang berakibat pada menurunnya pendapatan dan daya beli masyarakat. Pasar menjadi sepi.

Penjual ikan dan sapu lidi tidak hanya berjualan di pasar, mereka juga berkeliling dari rumah ke rumah dan dari kampung ke kampung untuk menjajakan jualan mereka.

Pernah ada seorang ibu kehausan saat berkeliling menjual ikan. Ia meminta segelas air mineral saat lewat di hadapan kami yang baru saja selesai tahlilan dina 9 di rumah duka Almarhum Tua Am di Kampung Pisang, Desa Fagudu.

Orang-orang lalu meminta ibu itu agar singgah sebentar untuk makan siang, namun ditolaknya dengan penuh senyum. Ia hanya mengambil segelas air. Melihat itu, tuan rumah mendekatinya lalu mengambil beberapa gelas air dan memberikan ke si ibu.

Selain perekonomian daerah yang sedang anjlok, masyarakat semakin tercekik akibat terjadinya kelangkaan minyak tanah bersubsidi. Mengapa minyak tanah bersubsidi menjadi langka? Padahal jatah untuk Kabupaten Kepulauan Sula begitu besar.

Dari uraian sebelumnya sudah bisa diketahui ada Mafia BBM yang sedang bermain dan mendapatkan banyak keuntungan atas penyaluran minyak tanah bersubsidi ini. Untuk membeli minyak tanah, masyarakat harus berkeliling kemana-mana.

Untuk mendapatkannya juga ada yang harus adu mulut, hingga hampir adu otot. Waktu, tenaga dan pikiran masyarakat ikut terkuras, padahal mendapatkan minyak tanah yang telah di subsidi oleh negara adalah hak mereka.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...