Sofifi, malutpost.com -- Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) memastikan pembangunan Bandara Sultan Nuku di Desa Loleo Kecamatan Oba Selatan Kota Tidore Kepulauan (Tikep), menjadi catatan penting untuk didorong pada tahun depan.

Sebab, pemprov masih harus melihat sumber pembiayaan pembangunan bandara tersebut. Lantaran pemprov tidak mempunyai anggaran yang cukup untuk membangunnya.

"Berdasarkan laporan terakhir kami ke Pak Pj Gubernur, untuk pembangunan Bandara Loleo ini tetap dijadikan catatan. Tapi, harus melihat lagi kapasitas keuangan. Artinya, pembiayaan pembangunannya seperti apa," ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Malut Sarmin S. Adam kepada malutpost.com, Selasa (20/8/2024).

Meski begitu kata Sarmin, di level pemerintah pusat (Pempus), Bandara Loleo sudah masuk sebagai agenda nasional. Karena menjadi bagian dalam percepatan pembangunan ibu kota Sofifi. Apalagi, Bandara Loleo juga didesain sebagai penyangga kawasan industri. Sekaligus sebagai salah satu simpul baru di Halmahera. "Bandara Loleo didesain sebagai penyangga kawasan industri, sehingga turut ada dalam agenda level nasional," terangnya.

Lebih lanjut, kata dia, pemprov masih terkendala dalam pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan bandara. Sebab pemprov bertanggungjawab untuk menyediakan lahan. Di mana pemprov baru membebaskan sebagian lahannya. Sehingga masih ada yang perlu dibebaskan lagi.

Namun, Sarmin tidak menjelaskan secara detail luasan lahan yang diperlukan untuk pembangunan bandara tersebut.

"Ini yang menjadi problem utama kita dalam pembebasan lahan tersebut. Karena lahan ini, menjadi prasyarat utama agar penetapan lokasi (Penlok) dapat diterbitkan. Sebab saat ini draf penlok sudah siap dan telah ditandatangani Menteri Perhubungan (Menhub). Sebagaimana informasi terakhir yang kami dapatkan. Makanya harus ada langkah perbaikan yang kita ambil, khususnya penertiban aset lahan pemprov untuk pembangunan bandara dimaksud," pungkasnya. (cr-01)