Talkshow Kebudayaan Sangaji Jiko Malofo
"Saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan warisan yang telah diturunkan oleh leluhur kita. Ini bukan hanya tentang masa lalu bangsa Eropa tetapi juga tentang tanah leluhur ini, jati diri kami dan masa depan kita," ujarnya dengan suara bergetar dan berlinang air mata diikuti para peserta talkshow.
Dia berharap partisipasinya bersama generasi muda lainnya dapat membantu menjaga dan menghargai pusaka budaya Mareku agar tetap lestari.
Sementara Fauziah Rasid menekankan pentingnya koordinasi dalam pelestarian cagar budaya yang baik dari semua pihak. Dia mengungkapkan beberapa aspek penilaian yang harus diperhatikan, yaitu aspek teknis, arkeologis, dan sejarah.
“Koordinasi ini diperlukan untuk memastikan bahwa setiap upaya pelestarian berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tepat dan menjaga integritas situs-situs budaya yang ada,”sebutnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Irvan Togubu menyampaikan ada banyak kesempatan untuk mendaftarkan hasil-hasil kebudayaan menjadi objek pemajuan kebudayaan.
“Pemerintah siap memfasilitasi proses ini, membuka jalan bagi pengakuan yang lebih luas terhadap warisan budaya lokal, salah satunya hukumsasi adat Sangaji Jiko Malofo,”katanya.
Selain itu, Irvan talkshow ini juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada para pemangku kebijakan yang hadir sebagai narasumber.
“Salah satu aspirasi yang disampaikan itu soal permintaan untuk menyediakan kembali rumah adat Sangaji Jiko Malofo dan memasang penanda pada titik-titik situs yang telah memiliki referensi keberadaannya di Mareku,”tambahnya.
Sementara itu, Project Manager Dodia Project, Suci Elvira mengungkapkan talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh Dodia Project bekerja sama dengan komunitas lokal Cleaning Troops didukung oleh Ternate Heritage Society.
Suci bilang sebelumnya telah diadakan Pelatihan Pemandu Jelajah Pusaka Mareku yang diikuti oleh 11 peserta dari generasi muda Mareku, Sabtu (11/8/2024).
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan tentang pusaka dan budaya lokal, yang disampaikan oleh Sangaji Laho,”katanya.
Di satu sisi juga memberikan wawasan praktis melalui seorang pemandu wisata dan instruktur Pemandu Wisata KKNI level IV, Dedi Nurani serta Maulana Ibrahim, PhD, seorang akademisi di bidang pelestarian cagar budaya.
“Pelatihan ini dimulai dengan materi di tepi pantai, yang kemudian dilanjutkan dengan praktek di berbagai situs bersejarah, seperti Port of Sumpodo, Benteng Tomanyira (Kelurahan Ome), Benteng El-Cico, dan Monumen Pengibaran Bendera,”sebutnya.
Pada hari kedua, peserta diberikan kesempatan untuk menerima dan mendampingi tamu dari luar Mareku dalam Walking Tour Pusaka Mareku, yang diakhiri dengan makan popeda bersama di Tanjung Mafutabe.
Suci menambahkan sebagai bagian dari Djuanga Festival vol. 02 Kelurahan Mareku. Acara talkshow ini diharapkan dapat terus menginspirasi generasi muda untuk turut serta dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya mereka kepada dunia, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas lokal dalam pelestarian pusaka budaya di Mareku. (uty/pn)
Komentar