Industri Nikel dan Masa Depan Halmahera

Gelap atau Sangat Gelap (?)
Kita hidup di negeri kampiun nikel, yang salah satunya memasok baterai kendaraan listrik dunia, tapi nahasnya di sebagian besar daerah di Maluku Utara akses dan infrastruktur penerangan listrik masih belum stabil dan merata.
Katanya, kita bisa bikin dunia global ‘manyala’, tapi warga lokal kita masih saja merana. Dengar saja ‘kata-kata sakti’ yang disampaikan dengan beragam variasi dan ekspresinya. Biasanya kata-kata makian tersebut tepat pada momen mati listrik.
Realita demikian hanyalah salah satu kasus yang bisa dijadikan narasi pembanding dari wacana angka pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang katanya terus naik dan tertinggi di Indonesia.
Lantas, apa (lagi) yang bisa kita banggakan dari negeri dengan tanah yang tampaknya memiliki banyak stok dan lapisan sumber daya alamnya ini?
Pernahkah sedikit terpikir soal pola kolonialisme masa lalu yang terjadi lagi di negeri ini? Bila dulu rempah cengkeh dan pala, apakah kini bisa jadi nikel?
Adakah peta ringkas tentang relasi kuasa aktor lokal, nasional, dan bahkan global yang berjejaring dalam sengkarut kepentingan mengeruk isi perut bumi Halmahera, Maluku Utara? Jangan sampai saja kita terjerumus sebagai negeri dengan istilah populernya ‘kutukan sumber daya’ (resource curse). (*)





Komentar