“Matinya Demokrasi dan Kian Hitamnya Catatan Pelanggaran HAM”

Brutalitas Negara dan Aparat

Muhammad Hatta Abdan

Oleh: Muhammad Hatta Abdan
(Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Khairun Ternate)

Catatan hitam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di negeri ini terus memanjang. Ia membengkak tanpa pernah menemukan obat berupa tegaknya keadilan.

Negara dan aparat penegak hukum justru sering tampil sebagai dalang dalam agenda brutalitas dan represifitas terhadap gerakan rakyat.

Baca Juga: Suara yang Dihempas

Hingga hari ini, noda itu semakin pekat di tengah riuh aktivitas negara yang tak lagi berpihak pada kesejahteraan rakyat. Oligarki dan borjuasi justru menjadi tameng akrab bagi negara, karpet merah selalu digelar untuk kepentingan para korporasi.

Kemanusiaan tidak lagi dijunjung sebagai pedoman. Banyak nyawa aktivis dan mahasiswa melayang, sebagian lainnya hilang tanpa jejak.

Namun, negara tetap diam, bisu dalam buaian kekuasaan yang menggiurkan. Lagi dan lagi, nyawa yang tumbang hanya dianggap angka, bukan sesuatu yang layak ditindaklanjuti. Keadilan tak pernah sampai ke muaranya.

Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi, Senin 1 September 2025

Negara dan aparat masih saja gemar menjegal gerakan rakyat dengan kekerasan dan intimidasi. Di titik inilah demokrasi ikut mati, seperti para kawan di masa reformasi yang hilang dan terbunuh oleh tangan besi Orde Baru.

Akibat brutalitas negara dan aparat, banyak aktivis mahasiswa lenyap dan terbunuh. Tragedi penuh darah mewarnai perjalanan bangsa ini. Demokrasi dihimpit rapat-rapat, rakyat terkekang dalam bayang-bayang senjata.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...