One Piece dan Politik Dinasti: Dari Fiksi ke Realita Kekuasaan

Gibran Hairudin

Kekuasaan mereka diwariskan turun-temurun tanpa legitimasi rakyat, ciri klasik politik dinasti.  Mereka menjadi simbol bahwa ikatan darah bisa menjadi tameng sekaligus pedang untuk melindungi kepentingan kelompok mereka.

Tidak ada hukum satupun yang akan menjerat para Tenryuubito ini, bahkan nilai moralitas sampai sejarah suatu negeri bisa ditafsir kembali sesuai dengan kemauan mereka.

Di dunia nyata, kita pun punya “Tenryuubito” versi sendiri, yaitu mereka yang memegang kuasa bukan karena prestasi, melainkan karena keluarga.

Seperti yang ditegaskan Suyadi (2014), “Dinasti politik di Indonesia lebih identik dengan pertalian darah daripada kualitas aktor politik dan kaderisasi partai, mencerminkan budaya politik familisme yang kuat.”

Ini menandakan bahwa politik dinasti bukan sekadar persoalan individual, melainkan budaya yang sudah lama mengakar dalam sistem politik dan sosial masyarakat kita.

Praktik semacam ini marak terjadi di berbagai daerah Indonesia, di mana jabatan kepala daerah, ketua DPRD, hingga posisi strategis birokrasi berpindah di lingkaran keluarga atau kerabat dekat.

Kursi jabatan dijaga seperti harta pusaka, seolah rakyat hanyalah penonton yang harus menerima jalan cerita yang sudah diskenariokan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...