Filsafat dan Teologi Pembebasan dalam Konteks Sosial

Sahib Munawar

Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak,maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan.

Melainkan juga mampu mengembangkannya. Karena kelebihannya itu maka Aristoteles memberikan identitas kepada manusia sebagai animal rationale.

Seiring dengan perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan atau bahkan melupakan logika dalam berfikir dan membuat aturan.

Baca Juga: Dialektika Al Ghazali & Ibnu Rusyd Terhadap Alam

Kebanyakan orang orang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal yang mudah dan praktis.Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan kejanggalan dalam komunitas mesyarakat banyak.

Perlu disadari bahwa sesuatu yang logis biasanya akan mudah dipahami oleh nalar kita tetapi sesuatu yang tidak logis kadang bertentangan dengan pikiran dan hati kita.

Dalam banyak hal kita sering mengalami berbagai kejadian yang kita pikir tidak logis misalnya ada yang jelas jelas melakukan korupsi dengan uang milliaran rupiah bahkan triliunan rupiah tapi di mata hukum disamakan dengan seorang pencuri seekor ayam. Ada juga yang jelas terbukti bersalah tetapi tidak tersentuh oleh hukum.

Atas dasar realitas tersebut diperlukan suatu logika dalam kehidupan manusia agar kita mengetahui kapan saatnya berpikir logis,kapan saatnya berpikir tidak logis, setiap tempat dan waktu ada logikanya, setiap logika ada waktu dan tempatnya.

Memahami hakikat keduanya haruslah dengan baik dan benar justru kita menempatkan diri dalam segala keadaan serta proporsional di tengah manusia yang bervariasi tingkat logika dan pemikirannya.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...