Bangunan “Ikonik” Bahari Berkesan yang Tidak jadi Andalan
Plaza: Antara Asa dan Rasa

Keseriusan Pemerintah Kota Ternate untuk fungsikan Plaza Gamalama Modern terus dipertanyakan. Pasalnya, sudah berulang kali gedung empat lantai itu kabarnya akan dimanfaatkan melalui skema kerja sama dengan pihak ketiga, namun hingga kini rencana itu tak kunjung terealisasi.
Beberapa perusahaan sempat berminat, salah satunya PT. Athena Tagaya yang diketahui sudah bersedia mengelola gedung ini. Hasilnya, mereka dibuat menunggu lama karena dokumen PKS tak kunjung final.
Sejauh ini, tak pernah ada kepastian kapan gedung empat lantai di pusat Kota, Kelurahan Gamalama itu akan difungsikan. Setiap tahun pemerintah Kota berulang kali memasang target untuk difungsikan, hasilnya tetap nihil. Bangunan yang diresmikan sejak 15 Februari 2021 itu tak ada aktivitas.
Baca Juga: Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo Subianto
Fenomena yang terlihat jelas adalah plaza Gamalama sebagai alternatif pasar bagi masyarakat Kota Ternate, justru minim perhatian. Plaza Gamalama tidak dilihat sebagai asset yang menghabiskan uang rakyat sebesar Rp92,5 Miliar untuk dilanjutkan sebagai bentuk pelayanan publik.
Padahal, proyek ini dibangun dan disepakati masuk dalam APBD di masa Tauhid Soleman menjadi Sekretaris Daerah Kota Ternate, dengan skema multi years.
Saat itu, salah satu aktor perancang anggaran Multi years adalah Tauhid Soleman sebagai ketua TAPD. Anehnya, aset miliaran ini terbengkalai di bawah kepemimpinan Tauhid sebagai wali Kota Ternate.
Apa mungkin, pemerintah saat ini memfungsikan aset tersebut sama dengan mengangkat kembali pamor dan elektabilitas orang yang membangunnya?
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar