Menjahit Luka Moral di Tanah Rempah: Peran BK dalam Isu Kekerasan Seksual

Bellarosita Faisal

Oleh: Bellarosita Faisal
(Guru BK SMKN 2 Kota Ternate)

Tanah Rempah, julukan yang melekat pada Maluku Utara, menyimpan sejarah panjang akan kekayaan budaya, keberagaman, dan keharuman rempah yang menggugah dunia.

Namun, di balik aroma harum rempah-rempah, tersimpan kenyataan getir tentang krisis moral dan keadilan yang masih menyelimuti ruang-ruang sosial kita. Salah satunya adalah maraknya kasus kekerasan seksual yang kian hari kian menunjukkan urgensi untuk disikapi secara serius.

Baca Juga: Bimbingan Konseling Keluarga: Pilar Pemulihan Mental Anak Pasca Perceraian

Kekerasan seksual bukan sekadar tindakan fisik yang merampas hak tubuh seseorang, tetapi juga bentuk kekerasan psikis yang meninggalkan luka jangka panjang, terutama bagi perempuan dan anak.

Dalam banyak kasus, korban tak hanya menghadapi trauma, tetapi juga stigma sosial, minimnya perlindungan hukum, serta pembiaran sistemik dari lembaga-lembaga yang seharusnya hadir sebagai pelindung. Di sinilah peran Bimbingan dan Konseling (BK) menjadi sangat vital.

Kekerasan seksual merupakan potret nyata dari keretakan nilai-nilai moral dalam masyarakat. Ironisnya, kasus-kasus pelecehan bahkan terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat paling aman.

Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 17 Juli 2025

Kasus pemerkosaan siswi SMP oleh belasan pria di Halmahera Selatan, termasuk guru, adalah tamparan keras yang menunjukkan bahwa krisis moral telah meresap ke dalam institusi yang semestinya menjadi teladan.

Pendidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan lewat hafalan pelajaran agama dan PPKn. Nilai-nilai moral seharusnya dihidupkan dalam interaksi sosial yang adil dan perlindungan nyata bagi yang rentan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...