Site icon MalutPost.com

Program Aksi MBG dan Solusi Membangun SDM yang Sehat

M. Sahid Hamid

Oleh: M. Sahid Hamid
(Penggagas Forum Bacarita Tomalou Tidore Selatan)

“ Investasi Pemberian MBG hari ini adalah Investasi Membangun Kecerdasan Masa Depan Anak yang Sehat” (M. Sahid Hamid)

Mengapresiasi ide dan gagasan besar Presiden Prabowo Subianto dalam program visi misi membangun generasi masa depan Indonesia lebih sehat dan kuat baik sehat intelektual, sehat kepribadian dan rohani harus ditopang melalui program pemenuhan gizi sejak dini khususnya program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kita perlu memotret kembali data dan fakta menunjukkan bahwa penduduk Indonesia dari 27 juta jiwa masih dilanda kemiskinan dan sekitar 15 juta keluarga tidak mampu menyediakan sarapan pagi untuk anak-anak mereka saat berangkat sekolah.

Baca Juga: Dorong Kolaborasi BUMDes dengan Koperasi Merah Putih, Kemendes Gelar FGD

Kondisi seperti ini tak memberikan harapan generasi masa depan Indonesia hebat kecuali hanya didorong dengan program aksi asupan makanan yang lebih sehat dan bergizi untuk membangun generasi yang sehat, cerdas dan siap bersaing anak-anak Indonesia di tingkat global.

Fakta itu, seiring dengan pandangan Prof. M.Akil Mala menegaskan adanya hubungan yang signifikan antara pemenuhan asupan gizi yang seimbang sejak dalam kandungan dengan kecerdasan anak, terutama kecerdasan kognitif.

Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 14 Juli 2025

Beda dengan anak-anak yang kurang asupan gizi berakibat terhadap perlambatan peningkatan intelegensi anak serta semakin besarnya probalitas mereka untuk putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar atau lebih tinggi.

Untuk mengantisipasi itu, peran asupan gizi melalui program Makan bergizi Gratis (MBG) dapat meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya bagi anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas dan kuat hendak distimulasi dengan standar gizi yang baik sejak mulai pra konsepsi masa pembinaan calon ibu sebelum mengandung.

Baca Halaman Selanjutnya..

Setelah itu masuk pada fase 0-3 bulan kehamilan masa kritis janin, masa deferensiasi organ pemberian gizi yang cukup dan mencegah keracunan yang membuat anak cacat.

Setelah 3 bulan kehamilan lahir pemeliharaan janin dan ibu kemudian pasca lahir 2 tahun pemberian ASI eksklusif dan pemberian MPASI serta pencegahan malnutrisi setelah itu masuk di fase 2-5 tahun pengenalan makanan sehat, seimbang awal kebiasaan makan dan pemeliharaan ibu.

Dan fase berkelanjutan adalah layanan pemenuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dimulai dari penerima manfaat dari Anak Usia Dini (PAUD) tingkat SD, SLTP, SLTA dan ibu-ibu hamil.

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis”: Pilar Menuju Indonesia Emas 2045

Dampak dan pengaruh pemenuhan Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai focus pemerintahan Prabowo Subianto adalah upaya mengurangi dan menekan angka gizi buruk anak-anak Indonesia.

Upaya meningkatkan kualitas gizi bagi anak-anak Indonesia, mengurangi angka putus sekolah dan upaya mendorong dan meningkatkan indeks pembangunan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan sehat intelektual merupakan kunci utama bagi suksesnya pembangunan bangsa.

Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya unggul harus berkaitan langsung dengan pemenuhan gizi yang standar untuk mengasah intelektual generasi unggul di masa mendatang.

Maka dalam perspektif program pemenuhan Makan Bergizi Gratis (MBG) jangan dipandang dengan cost biaya yang tinggi melainkan dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk menciptakan anak-anak yang sehat, cerdas dan siap menghadapi tantangan zaman di masa-masa yang akan datang.

Baca Halaman Selanjutnya..

Senada dengan itu, penulis mengutip pandangan Nurkolis pakar pendidikan menyebutkan tiga spektrum pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia sebagai investasi jangka panjang adalah;

Spektrum pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praktisnya manajemen pendidikan modern salah satu dari lima fungsi adalah fungsi teknis ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global fungsi teknis ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi.

Baca Juga: Misi Ketiga Asta Cita dan Tantangan SDM

Spektrum kedua, investasi pendidikan memberikan nilai baik yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai baik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.

Spektrum ketiga, investasi teknis ekonomi yaitu fungsi sosial kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya dan fungsi kependidikan, fungsi sosial kemanusiaan merujuk pada kintribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.

Misalnya pada tingkat individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial fisik dan membantu siswa untuk mengembangkan potensi semaksimal mungkin.

Baca Juga: Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo Subianto

Spektrum ketiga ini berkorelasi dengan investasi pendidikan jangka panjang yang akan memberikan multiplier effect yang berbasis multidimensional baik dibidang ekonomi, sosial, budaya maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kesemuanya itu adalah bagian dari mata rantai saling terkait dan tak bisa dilepas pisahkan dengan program pemenuhan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi primadona di Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Halaman Selanjutnya..

Multiplier Effect MBG dan Pemantik Ekonomi Baru

Efek multiplier Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah konsep dimana suatu tindakan ekonomi seperti program MBG dapat menciptakan dampak yang lebih luas dan berlipat ganda pada perekonomian.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa peningkatan gizi dan kesehatan, tetapi juga berpotensi menjadi Penggerak ekonomi baru dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Program ini kolaborasi lintas sektor khusus pemerintah dan pelaku, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), petani, peternak, koperasi merah putih dan peternak lokal kesemuanya terlibat dan meningkatkan aktivitas produksi dan distribusi.

Baca Juga: Kurang Makan Mati, Makan Lebih Pun Mati

Bahwa pangan sebagai bagian dari dukungan terhadap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dapur MBG dapat menjadi ruang Pemberdayaan ekonomi lokal dimana warga sekitar.

Khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dilibatkan dalam proses produksi mulai dari penyediaan bahan baku hingga menciptakan lapangan kerja dan mendorong kesejahteraan masyarakat.

Semoga eksistensi program pemenuhan Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi solusi meningkatkan indeks pembangunan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, berdaya unggul dan bersaing di tingkat global. (*)

Exit mobile version